SUKABUMI – Bencana pergerakan tanah di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebabkan satu rumah ambruk dan beberapa lainnya terancam, bahkan sejumlah rumah pada bagian dinding dan pondasinya sudah mulai retak-retak.
“Rumah yang ambruk milik Rohim, beruntung saat kejadian penghuninya sudah tidak ada di dalam rumah, sementara yang terancam dan retak-retak jumlahnya cukup banyak termasuk rumah saya,” kata salah seorang warga yang rumahnya ikut terancam bencana pergerakan tanah, Turgandi kepada wartawan di Sukabumi, Jumat (12/11).
Menurut Turgandi, bencana pergerakan tanah di RT 06/02, Desa Wangunsari ini sudah terjadi beberapa waktu lalu, namun tidak begitu parah. Kini hari demi hari tanah yang amblas dan retak semakin meluas hingga ke permukiman warga.
Bahkan, warga sudah mulai gelisah dan panik apalagi saat turun hujan yang dikhawatirkan pergerakan tanah semakin meluas yang bisa saja menyebabkan kerusakan, seperti rumah Rohim yang awalnya amblas dan akhirnya ambruk pada Rabu (10/11).
Selain itu, ia pun dan keluarga dalam waktu dekat ini akan mengungsi ke tempat yang lebih aman karena kondisi pondasi rumahnya sudah retak-retak yang cukup parah. Maka dari itu, Turgandi saat ini tengah mencari kontrakan sekaligus membenahi barang-barang milik untuk dipindahkan.
Bencana pergerakan tanah ini terjadi sejak adanya pengerukan proyek yang ada di bawah pemukiman warga, awalnya hanya terdapat retakan kecil saja. Tetapi, karena saat ini hujan deras turun hampir setiap hari retakannya semakin luas dan menambah lebar.
“Adanya pergerakan tanah ini sejak adanya kegiatan pengerukan tanah di lokasi objek wisata, sebenarnya sebelum ada proyek tersebut bahkan saya sudah di sini selama 35 tahun belum pernah ada bencana seperti ini,” ujarnya.
Turgandi mengatakan petugas dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Dinas Pariwisata dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi sudah meninjau lokasi pada Kamis (11/11).
Namun, hasil pemeriksaan lapangan yang dilakukan oleh petugas baru ada sekitar dua pekan ke depan. Tapi, pihaknya tidak mau menunggu karena khawatir rumahnya ambruk akibat bencana ini yang bisa saja melukai dirinya dan keluarganya.