BANDUNG – Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung mencatat tanggul pada 8 sungai di Kota Bandung yang jebol akibat banjir yang terjadi pada beberapa waktu lalu.
Menurut Kepala Bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA) DPU Kota Bandung Yul Zulkarnaen mengatakan, dari 8 titik tanggul jebol tersebut, 2 diantaranya sudah dilakukan perbaikan .
“Yang sudah kita data itu ada 7 atau 8 titik (tanggul jebol), dan ada 2 titik yang sudah dikerjakan (diperbaiki),” ujarnya saat ditemui di Balaikota Bandung, Selasa (9/11).
Dengan adanya hal tersebut, Yul mengungkapkan, sebagian tanggul yang jebol berada dalam status tanggap darurat. Dari tanggul yang jebol tersebut, tambah dia, beberapa diantaranya mengalami kerusakan berat seperti di Sungai Cikapundung, Sungai Suryalaya dan di Megasari.
“Kalau kerusakan yang terberat itu yang saya tahu di sungai Cikapundung, Suryalaya 9 itu lumayan besar, kemudian kampung Megasari. Alhamdulillah sudah ditangani dan tindak lanjutnya diperbaiki,” ucapnya.
Ia juga melanjutkan, untuk perbaikan terhadap tanggul yang rusak, pihaknya menganggarkan dana sekitar Rp8 – 10 Miliar. Bahkan, pihaknya juga menyiapkan anggaran pada tahun 2022 melalui program tanggap darurat.
“Anggaran ini kita mengacu tahun 2020 – 2019 diperkirakan sekitar antara 8 sampai 10 miliar untuk kebencanaan. Mudah-mudahan berkurang karena ada beberapa titik yang kita perbaiki. Dan tahun depan anggaran ada. Kita melihat di data dulu titik bencananya. Nah, yang menjadi bencana tahun sekarang (2021) kita masukkan ke program tanggap darurat,” paparnya.
Selain itu, untuk titik banjir yang saat ini sering terjadi, Yul mengungkapkan bahwa ada 8 titik, seperti di terowongan Jalan Cibaduyut, Flyover Cimindi, Pasar Gedebage dan Kopo Citarip.
Bahkan, pihaknya juga berupaya agar permasalahan banjir di titik-titik tersebut dapat terselesaikan secara maksimal.
Sementara itu, permasalahan banjir di Kota Bandung dipicu dari salah satu drainase yang tidak dapat menampung debit hujan saat cuaca ekstrem.
Maka dari itu, pihaknya kini sedang berupaya memelihara dan memperbaiki saluran drainase secara rutin.
“Kendala terjadi banjir akibat daya tampung terbatas dibandingkan curah hujan yang ekstrem akhir akhir ini ketika terjadi hujan drainase tidak bisa menampung. Upaya kita (adalah) pemeliharaan dengan rutin,” ujarnya.