JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI Mahfudz Abdurrahman mengaku bingung atas kondisi maskapai Garuda Indonesia yang kini dilanda kepailitan.
Transfusi dana dari pemerintah atas persetujuan DPR RI ternyata belum sanggup memulihkan keadaan yang stabil bagi BUMN transportasi udara.
“Saya tidak berharap Garuda dipailitkan, saya masih optimis Garuda akan tetap mengudaBra di Nusantara kita,” tegasnya, Rabu (3/11).
Anggota Komisi VI yang membidangi mengenai BUMN ini sendiri dibuat kalang-kabut untuk memberikan jalan keluar bagi permasalahan ini.
Pasalnya, segala daya dan upaya yang telah dilakukan untuk menyelamatkan burung besi kehormatan negara dengan memberikan PMN alias Penyertaan Modal Negara kepada Garuda Indonesia malah memperlihatkan hasil yang nihil sama sekali.
Hingga opsi mempailitkannya merupakan opsi paling terakhir dan yang paling potensial. Sebab pilihan semakin terbatas.
“Saya tidak mau menyaksikan Garuda akan mengalami nasib seperti Merpati, ini tentu sangat menyedihkan bagi kita semua,” ucap lirih Mahfudz.
Apalagi esensi dari masa kritis yang dialami PT. Garuda Indonesia juga sudah terkuak dari Peter F Gontha. Mantan komisaris Garuda atas pernyataannya yang membocorkan bobroknya pengelolaan maskapai kebanggan kita di semua lini dan beban utang yang ditanggungnya.
Sehingga, kata Mahfudz, akan sangat naif apabila kita terlalu percaya atas manajemen perusahaan yang katanya sudah menjadi perusahaan terbuka.
Ternyata menyimpan malpraktik iuran misterius dari awak Garuda kepada Manajemen Garuda yang sudah dijalankan hingga puluhan tahun.
Ia juga meminta Kementerian BUMN untuk meminta bantuan BPK dan BPKP mengaudit semua hal terkait Garuda.
“Harus segera agar kita tahu seperti apa kinerja dan perilaku manajemen Garuda selama ini. Kita tidak bisa lagi anggap Garuda sakit karena dampak Pandemi Covid-19. Justru kita harus menganggap pandemi telah membuka bobroknya BUMN penerbangan kita,” tandasnya. (Fin-red)