Sementara beberapa komoditas VF yang mengalami penurunan harga dan menyumbang deflasi yakni telur ayam ras (-0,03%), tomat (-0,02%), bawang merah, sawi hijau, bayam, kangkung (andil masing-masing sebesar -0,01%).
Namun, permintaan domestik kembali melanjutkan momentum perbaikan. Hal ini terlihat dari inflasi inti yang tetap menyumbang inflasi Oktober 2021 dengan andil mencapai 0,05%.
‘’Jadi Inflasi secara bulanan sebesar 0,07% (mtm), masih lebih rendah dari inflasi inti September 2021 sebesar 0,13% (mtm),” jelas Menko Airlangga.
Selain itu, perbaikan permintaan domestik tersebut juga tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dilaporkan IHS Markit pada Oktober 2021 berada pada posisi ekspansif di level 57,2.
Nilai tersebut juga naik dari posisi bulan sebelumnya yang berada pada posisi 52,2. Level PMI Indonesia menggambarkan kondisi aktivitas usaha yang kembali menggeliat di seluruh sektor manufaktur Indonesia selama dua bulan berturut-turut.
Kalau diperhatikan, nilai PMI negara-negara di ASEAN lainnya sebenarnya telah berada di level ekspansif, namun angkanya masih berada di bawah level Indonesia, seperti Malaysia (52,2), Vietnam (52,1), dan Thailand (50,9).
Membaiknya level PMI Oktober 2021 sejalan dengan berlanjutnya penurunan kasus Covid-19 yang stabil.
Peningkatan efektivitas pengendalian pandemi dan berlanjutnya berbagai Program