GARUT – Maman, warga yang dikubur hidup-hidup di Gunung Cikuray, Kabupaten Garut, memang dikenal suka mencuri. Dia juga mengalami depresi.
Kepala Desa Pamalayan, Sutisna mengungkapkan, Maman memang kerap bertingkah aneh. Diduga dia mengalami depresi setelah istrinya meninggal dunia.
“Sejak istrinya meninggal satu tahun yang lalu seperti depresi,” kata Sutisna, kepada Radar Garut, Jumat (29/10/2021).
Tidak hanya itu, Sutisna mengungkapkan, perilaku Maman juga kerap menyimpang.
“Seperti yang diberitakan kerap mencuri, itu betul. Suka mencuri,” tuturnya.
Tetapi, kata dia, barang yang dicuri sebenarnya hal-hal kecil. Misalnya, sandal jepit, tabung gas, atau sembako.
Anehnya, setiap kali mencuri di satu rumah, Maman malah menjual barang curian ke tetangga lainnya. Jadi aksinya, memang selalu ketahuan.
Tidak hanya itu, setiap mencuri, Maman juga kerap bercerita ke adiknya. “Cerita habis mencuri dari si A. Jadi suka bilang ke adiknya,” ungkap dia.
Sutisna menyebut, lantaran sifat dan keanehan ini, semestinya tindak tanduk Maman bisa dimaklumi.
Seperti diketahui, penganiayaan hingga meninggal dunia dialami Maman yang merupakan warga Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.
Warga memergoki Maman saat masuk ke salah satu rumah dan diduga hendak mencuri. Mereka sebelumnya sudah mengamati tindak tanduk pria tersebut.
Tak hanya memergoki aksi percobaan pencurian itu, Maman kemudian dianiaya dengan benda tumpul hingga sekarat.
Naas, tindakan kekerasan tidak berhenti. Dia malah dibawa ke Gunung Cikura, Kecamatan Cigedug. Di sana warga menggali liang lahat.
Maman pun dimasukan ke kuburan itu. Salah satu warga, kemudian mendapati pria tersebut masih hidup dan langsung turun ke liang lahat untuk menggorok leher.
Setelahnya, korban dikubur. Sementara pihak keluarga melakukan pencarian hingga melapor polisi. Kasus ini pun terungkap. Polres Garut saat ini mengamankan 14 warga Kecamatan Cigedug dan dijadikan tersangka. (yud/radar garut)