GIANYAR – Setelah resmi menjadi penganut agama Hindu dan menyandang gelar Ratu Niang, Sukmawati Soekarnoputri menyebut dirinya sudah menjadi bagian dari krama atau orang Bali.
“Leluhur saya berasal dari Buleleng, dan sekarang saya kembali ke pangkuan agama leluhur saya, maka saya sudah menjadi bagian dari orang Bali,” kata Sukmawati di The Soekarno Center, Tampaksiring, Gianyar, kemarin. Kendati sudah resmi ‘jadi orang Bali’, Ratu Niang Sukmawati mengaku dirinya belum bisa untuk seterusnya menetap di Bali.
“Untuk menetap di Bali saya rasa juga belum memungkinkan, karena saya masih ada keluarga di Jakarta yang harus saya urus,” ucapnya.
Hanya saja, Sukmawati meyakini dengan statusnya yang kini beragama Hindu, otomatis akan membuatnya lebih intensif datang ke Bali.
“Saya pasti akan lebih sering bolak-balik ke Bali, baik itu untuk memperdalam agama saya, atau membuat kegiatan-kegiatan di Bali,” sambungnya.
Ikatan emosional dirinya dengan tanah Bali berikut ragam budayanya ini, menurutnya sudah ia rasakan sejak usia kanak-kanak. Sejak kecil, Sukmawati mengaku terpesona dengan tarian-tarian khas Bali, dan bercita-cita ingin menghelat sebuah pentas seni Tari Bali akbar di Bali.
“Waktu saya kecil, saya sering didandani dengan busana khas penari Bali,” kenang adik kandung Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri ini.
Nah, terkait hasratnya untuk menggelar pementasan seni Tari Bali secara akbar, ini pun langsung disambut Presiden The Soekarno Center, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna. Senator asal Bali yang mendampingi Sukmawati selama proses Sudhi Wadani atau perpindahan ke agama Hindu ini menegaskan dalam waktu dekat akan membantu Sukmawati mewujudkan cita-citanya itu.
“Ini ada satu cita-cita besar dari Ibu Sukmawati, yaitu menggelar pementasan Tari Bali secara akbar dalam waktu dekat. Untuk lebih jelasnya belum bisa Ibu Sukmawati paparkan di sini,” timpal Arya Wedakarna. (JPNN-red)