Mantan Moderator Facebook Ungkap Semua Kengerian Saat Memeriksa Konten Sensitif

Pria bertopeng dengan identitas yang disembunyikan adalah seorang mantan karyawan Facebook yang pernah ditempatkan di bagian moderasi konten, mengungkapkan pengalaman mengerikannya saat masih bekerja di perusahaan layanan jejaring sosial terbesar di dunia itu.

Tugasnya memeriksa, memilih, dan menghapus konten menyimpang di Facebook bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Dia ditugaskan duduk di hadapan komputer selama delapan jam per hari untuk memantau semua hal buruk yang diunggah secara online. Dari mulai ujaran kebencian, kekerasan pada hewan, hingga konten-konten pembunuhan yang sangat mengerikan.

“Kamu menekan beberapa tombol, hilang sekejap dan kemudian muncul lagi, dan lagi. Kamu melihat mayat dan pembunuhan, atau ada seseorang sedang berpesta setelah membunuh orang. (melihat) Anjing dipanggang hidup-hidup, dan kamu sedang menonton gambar-gambar itu,” terangnya saat diwawancarai di video kanal Youtube VICE beberapa waktu yang lalu.

Semua hal yang ia lihat berkaitan dengan pekerjaannya sebagai moderator Facebook tentu berdampak pada kesehatan mentalnya. Dirinya bahkan sampai mengalami PTSD (post-traumatic stress disorder) yang disebabkan karena semua konten menganggu di internet yang telah ia lihat selama bekerja.

“Butuh waktu lama untuk saya memahami seberapa banyak hal ini berdampak pada diri saya. Saya bahkan tidak percaya PTSD sebelumnya. Saya pikir itu hanya (seperti) orang yang merasa tidak berdaya, dan ini sangat sulit untuk saya untuk merasakan reaksi emosi yang berat. Ini sangat sulit untuk saya merasakan reaksi emosi yang berat, ketika saya membicarakan hal ini,” jelas sang narasumber bertopeng itu.

Tak hanya dirinya sendiri, gangguan psikis pun dialami teman sesama moderator Facebook lainnya di kantor tempat ia bekerja. Dia menceritakan, rekan perempuannya membersihkan meja kerjanya dengan tisu basah ketika baru saja melihat konten seksual. Meskipun tidak ada kotoran yang menganggu di meja tersebut.

“Saya masih ingat ketika pertama kali momen dimana saya terkejut, dan itu adalah hari pertama saya. Pernah suatu hari ada gambar close-up seorang laki-laki sedang masturbasi. tapi saya tidak mampu meraih tombol hapus. Akhirnya ada rekan perempuan yang menghapusnya, dia segera mengambil tisu basah yang berada di meja sebelah dan segera membersihkan meja, keryboardnya dan tangannya sendiri sebelum dia kembali ke mejanya. Setelah saya pikir-pikir, saya menyadari bahwa kita merasakan seperti disentuh dari apa yang kita lihat,” jelasnya secara terperinci.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan