Peringati Hari Ulos Nasional, 45 Komunitas Unjuk Gigi dalam Tenun Fashion Week

“Kami optimis dengan semakin banyak pihak yang peduli terhadap kelestarian budaya sehingga dapat dinikmati secara luas di pasar mancanegara dan dapat mendorong ekonomi kreatif khususnya di masyarakat kabupaten Dairi,” ungkapnya.

Gunakan Warna Alam

Tidak hanya fokus untuk memperkuat eksosistem kain Ulos dan para pelakunya, Tobatenun juga berkomitmen untuk menggunakan pendekatan ramah lingkungan dalam proses produksi dan penciptaan karya. Untuk meningkatkan pemahaman publik tentang pentingnya menggunakan produk berkualitas yang ramah lingkungan, Tobatenun juga secara konsisten memberikan edukasi kepada pasar mengenai nilai berkelanjutan pada industri fashion.

Tobatenun mendorong perajin untuk menerapkan metode pembuatan tenun yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan mengutamakan prinsip berkelanjutan. Para penenun binaan, menggunakan benang serta pewarna alami dalam pembuatan Ulos.

Untuk itu Tobatenun bersama instruktur pewarnaan alam terus melakukan pembinaan dan pelatihan mengenai pemanfaatan pewarna alam untuk tekstil kepada para artisan Ulos. Ini adalah bagian dari kontribusi Tobatenun untuk meminimalisir pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan pewarna alam.

Ketua Perkumpulan Warna Alam Indonesia Myra Widiono mengatakan Warlami merupakan organisasi yang memiliki misi untuk menggerakan upaya peningkatan kualitas zat pewarna alam dan serat alam Indonesia dengan sumber yang berkelanjutan. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan industri kriya, termasuk mode.

“Kami terus berupaya untuk mempopulerkan pewarna alam dan serat alam untuk penguatan pasar dan produk sehingga dapat tercipta produk ramah lingkungan yang berkesinambungan,” kata Myra.

(jawapos.com)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan