SOREANG – Setiap tahunnya yang menjadi kesulitan para petani adalah ketersediaan pupuk bersubsidi, itu seakan sudah menjadi masalah klasik yang belum menemukan solusinya.
Adanya hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran mengatakan, khusus di Kabupaten Bandung, hal tersebut akan segera teratasi karena Pemkab Bandung sudah menandatangani MoU dengan pihak Pupuk Kujang terkait suplai pupuk bersubsidi.
Nantinya, lanjut Tisna, setelah ada tindak lanjut berupa perjanjian kerjasama (PKS), pihak Pupuk Kujang akan memberikan perhatian khusus untuk Kabupaten Bandung agar suplai pupuk bersubsidi terjamin.
“Mudah-mudahan dengan MoU tersebut ketersediaan pupuk bersubsidi bisa terjamin dan lancar, itu sebagai salah satu upaya bagaimana kita meminta jaminan suplainya lancar, karena tahun kemarin kan alokasinya dikurangi dan alokasinya tidak lancar,” ungkap Tisna saat di konfirmasi melalui telepon seluler, Selasa (12/10).
Ia berharap, jika suplai pupuk bersubsidi lancar, para petani bisa memanfaatkan pupuk bersubsidi tersebut dengan bijaksana, disamping itu mereka juga harus mau memakai pupuk organik yang ada di sekitarnya.
“Jadi pupuk kimia di starter (awal penanaman), tetapi pemupukan lanjutannya menggunakan pupuk kandang atau organik,” kata Tisna.
Selain itu, lanjut Tisna, mulai tahun depan, Pemerintah Kabupaten Bandung akan menggulirkan premi asuransi pertanian sebagai jaminan kepada para petani jika terjadi gagal panen akibat bencana ataupun penyakit maka mereka akan mendapat klaim dari asuransi tersebut.
“Kegagalan per hektarnya akan diklaim sekitar Rp6.000.000, itu di tahun anggaran mendatang, mudah-mudahan di pembahasan dengan komisi B itu lancar sehingga seluruh luas area pertanian itu bisa diasuransikan,” jelasnya.
Menurut Tisan, adanya asuransi pertanian, merupakan upaya meminimalisir kerugian petani manakala terjadi hambatan dalam musim tanam. Seperti musim tanam 2021/2022 itu akan dimulai pada Bulan Oktober 2021 hingga Maret 2022, pada bulan tersebut biasanya bersamaan dengan musim hujan, sehingga terjadi kerawanan terendamnya tanaman akibat banjir, selain itu, kekhawatiran lainnya adalah munculnya penyakit (hama) pada tanaman.
“Tapi kalau persoalan banjir itu saat ini sudah sedikit teratasi, upaya pemerintah melakukan perbaikan Sungai Citarum dan anak cucunya itu sudah memperlihatkan hasil, kalaupun ada banjir didaerah pusat banjir ya hanya sebentar, jadi tidak sampai merendam ataupun sampai merusak tanaman,” paparnya.