Dr. Tria Astika Endah Permatasari, SKM, MKM, Associate Professor of Nutrition Universitas Muhammadiyah Jakarta mengatakan untuk meningkatkan gizi pada anak, pola asuh orang tua memiliki peran penting.
“Pertama adalah pola asuh psiko emosional, pendekatan psikologis untuk membangun ‘bonding’ ayah-ibu, menjaga emosional orang tua, dan meningkatkan kepercayaan diri orang tua dalam pengasuhan anak. Kedua adalah proses interaksi orang tua dan anak-anak dalam memberi makan (nourishing): pemenuhan makan & edukasi gizi sejak dini,” ungkap Dr. Tria.
Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat mengatakan, Indonesia akan mendapatkan Bonus Demografi pada tahun 2045. Hal ini menjadi peluang bagi kita jika bonus demografi ini bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin. Kuncinya dari generasi saat ini.
“Masih ada 24 tahun lagi. Kalau generasi sekarang ini tidak diimbangi dengan gizi yang baik maka generasi yang akan datang di tahun 2030-2045 akan menjadi bumerang. Itu yang menjadi perhatian kami,”katanya.
Arif menambahkan, selama ini, yang YAICI dan PP Aisyiyah lakukan adalah mensosialisasikan apa saja yang menjadi perhatian masyarakat. Supaya kesehatan anak yang saat ini masih balita tidak menjadi bumerang bonus demografi yang puncaknya di 2030. (*)