Kemendikbudristek Berikan Beasiswa untuk 2.175 Orang

Dalam pembukaan pembekalan untuk para penerima BPI, Mendikbudristek juga menyempatkan diri berdiskusi dengan beberapa penerima beasiswa, salah satunya Sry Mulia Kurniati, guru SMK penerima Beasiswa Guru dalam Negeri. Mendikbudristek bertanya mengenai rencananya saat kembali mengajar setelah menempuh pendidikan dengan BPI.

Sry Mulia yang mengajar di sebuah SMK negeri di Palembang jurusan pariwisata menjawab, saat ini ia melihat belum ada sinkronisasi antara kurikulum yang sudah ada dengan kebutuhan siswa di dunia industri.

“Tujuan saya adalah ingin membentuk suatu materi bahan ajar atau silabus pembelajaran yang memang sinkron dengan jurusan siswa,” tuturnya.

Menanggapi Sry Mulia, Mendikbudristek berharap Sry Mulia dapat merancang kembali kurikulum SMK jurusan pariwisata pada saat ia kembali mengajar.

“Semoga pada saat itu sudah ada kemerdekaan dari semua program Merdeka Belajar kita untuk bisa bergerak. Kunci dari kelulusan ini adalah menjadi penggerak, jadi salah satu contohnya Guru Penggerak. Harapan saya Guru Penggerak bisa masuk ke dalam posisi-posisi kepemimpinan dalam sektor pendidikan,” katanya.

Primus Bere Boe, penerima beasiswa Pelaku Budaya dalam Negeri yang menempuh S2 di Institut Seni Jogjakarta (ISI) juga ikut berbahagia karena mendapatkan kesempatan untuk belajar menempuh S2.

Menurut dia kehadiran pelaku budaya sangat penting, khususnya yaitu di daerah perbatasan di mana sangat dibutuhkan untuk memajukan kebudayaan.

“Daerah rumah saya di daerah perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste yang mana peningkatan kebudayaan sangat dibutuhkan, sehingga mampu menimbulkan rasa nasionalismenya,” tutur Primus.

Sementara itu Vita Silvana, penerima Beasiswa Dosen Luar Negeri untuk jenjang S3 mengatakan, menjamin mutu dan kualitas pendidikan merupakan hal yang sangat penting.

Vita yang merupakan dosen Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia itu menuturkan, dalam Tridarma Perguruan Tinggi, penelitian dan kolaborasi internasional menjadi sangat penting untuk menjaga kualitas perguruan tinggi.

Merespons hal tersebut, Mendikbudristek mengatakan bahwa strategi yang terpenting adalah menyediakan dana atau anggaran.

Saat ini pemerintah telah menyiapkan penganggaran agar dosen-dosen Indonesia bisa melanjutkan pendidikan di luar negeri sehingga peluang untuk meningkatkan kolaborasi internasional juga semakin terbuka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan