JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo menyampaikan empat sikap Indonesia dalam menghadapi perkembangan dunia pada Sidang Majelis Umum ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Hasil Sidang Majelis Umum PBB ini ditunggu oleh masyarakat dunia untuk menjawab kegelisahan utama dunia. Kapan masyarakat akan terbebas dari pandemi?” kata Presiden Joko Widodo melalui tayangan video yang ditampilkan dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York pada Kamis, (23/9) pagi.
Jokowi melanjutkan, “Kapan perekonomian segera pulih dan tumbuh inklusif? Bagaimana menjamin ketahanan planet ke depan? Kapan dunia akan terbebas dari konflik terorisme dan perang?”
Pelaksanaan Sidang Majelis Umum PBB ini secara hybrid sehingga dapat menyampaikan pernyataan secara langsung maupun virtual.
“Melihat perkembangan dunia sampai sekarang ini, banyak hal yang harus dilakukan bersama-sama. Pertama, kita harus memberikan harapan bahwa pandemi akan bisa teratasi dengan cepat adil dan merata. Kita tahu bahwa no one is safe until everyone is‘,” ucap Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, kemampuan dan kecepatan antaranegara dalam menangani COVID-19, termasuk vaksinasi, sangat timpang.
“Politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terjadi. Hal ini harus bisa diselesaikan dengan langkah-langkah nyata,” kata Presiden.
Pada masa depan, masyarakat dunia harus menata ulang arsitektur ketahanan kesehatan global (global health security system).
“Diperlukan mekanisme baru untuk menggalang ketahanan kesehatan global. Baik pendanaan, vaksin obat-obatan, alat-alat kesehatan, maupun tenaga kesehatan, secara cepat dan merata di seluruh negara,” ujar Presiden.
Selain itu, lanjut Jokowi, perlu standardisasi prokes global dalam hal aktivitas lintas batas negara. Misalnya perihal kriteria vaksinasi, hasil tes, maupun status kesehatan lainnya.
“Kedua, pemulihan perekonomian global hanya bisa berlangsung jika pandemi terkendali dan antarnegara bisa bekerja sama dan saling membantu untuk pemulihan ekonomi,” ungkap Presiden.
Indonesia dan negara berkembang lainnya, menurut Presiden Jokowi, membuka pintu seluas-luasnya untuk investasi yang berkualitas dengan membuka banyak kesempatan kerja, transfer teknologi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan berkelanjutan.
“Ketiga, komitmen indonesia terhadap ketahanan iklim, pembangunan rendah karbon dan teknologi hijau sudah jelas dan tegas,” kata Presiden.