Sementara itu untuk belanja non K/L Rp459,3 triliun terkontraksi 0,9 persen (yoy) dibanding periode sama tahun lalu Rp463,5 triliun yang manfaatnya digunakan untuk pembayaran pensiun termasuk THR pensiun, subsidi energi dan pupuk serta program Kartu Prakerja.
Kemudian realisasi belanja juga berasal dari TKDD Rp472,91 triliun yang merupakan 59,5 persen dari pagu Rp795,5 triliun namun terkontraksi 15,2 persen (yoy) dari Rp557,35 triliun pada periode sama tahun lalu.
Secara rinci, penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp48,03 triliun atau tekrontraksi 30,2 persen (yoy) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Rp272,95 triliun juga terkontraksi 5,9 persen (yoy) karena terdapat daerah yang belum memenuhi syarat salur yakni 52 daerah untuk DAU dan 118 daerah untuk DBH.
Untuk DAK Fisik terealisasi Rp14,79 triliun atau terkontraksi 61,9 persen (yoy) karena pada periode yang sama TAYL terdapat relaksasi penyaluran dengan dilakukan secara sekaligus sebesar nilai kontrak dan penyaluran dana cadangan DAKF sebagai program PEN.
Untuk DAK Non-Fisik terealisasi Rp79 triliun atau tumbuh 0,1 persen karena kenaikan 41,71 persen dibanding Agustus 2020 untuk tamsil guru dan dana cadangan tamsil sebesar Rp43,5 miliar.
DAK Non-Fisik juga tumbuh karena adanya kenaikan 42,13 persen dibanding Agustus 2020 untuk BOP kesetaraan seiring peningkatan jumlah daerah yang menyampaikan laporan tahap II.
Untuk penyaluran DID Rp7,52 triliun atau terkontraksi 56,1 persen karena terdapat relaksasi penyaluran tahap pertama dan kedua pada 2020.
Terakhir, untuk Dana Desa terealisasi Rp43,71 triliun atau terkontraksi 17 persen (yoy) karena relaksasi persyaratan penyaluran DD Tahun Anggaran 2020 dipercepat pada April sedangkan Tahun Anggaran 2021 relaksasi dilakukan pada Juli. (antaranews)