SUMEDANG – Makanan atau jajanan kuliner Indonesia di masing-masing daerah cukup beragam. Tak melulu soal tahu, jika berkunjung ke daerah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, ada banyak pilihan jajanan kuliner atau cemilan tradisional yang bisa kita dapatkan. Salah satunya adalah Opak.
Opak adalah cemilan tradisional yang konon dikenal sebagai cemilan favorit khas bangsawan sejak zaman Kerajaan Sumedang Larang. Di Sumedang, cemilan ini cukup digemari masyarakat dan sudah banyak produsen opak atau Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menjualnya.
Melihat potensi penjualan opak sebagai salah satu cemilan tradisional khas Sumedang, Tim Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (UIP JBT) memberikan bantuan TJSL kepada salah satu kelompok UMKM Opak yang berada di Desa Karedok, Kecamatan Jatigede.
“Kali ini kami memberikan mesin pembuat opak yang pembuatannya bekerjasama dengan Universitas Telkom. Selaras dengan program pemerintah dan tujuan SDG’s, kami berharap program ini dapat bermanfaat dan mendukung kemajuan serta kemandirian UMKM di Desa Karedok.” ujar General Manager PLN UIP JBT, Octavianus Duha.
Bantuan TJSL dengan total anggaran sebesar Rp 40 juta ini diberikan kepada UMKM Opak Mekarsari yang kini menjadi mitra binaan PLN. Bantuan tersebut direalisasikan berupa bantuan mesin penumbuk ketan dengan metode transisi, alat cetak opak dengan sistem noken as dan mesin pematang opak dengan metode roller.
“Kalau produksi sehari bisa sampai 100 bungkus aja, karena kami terkendala alat produksi yang masih tradisional. Tapi Alhamdulillah atas kepedulian dari PLN, sekarang kami punya mesin produksi baru yang menjadi solusi bagi kami untuk memenuhi permintaan pasar yang sudah lumayan banyak,” ujar Oom Sumiati.
Oom Sumiati (48), salah seorang pelaku UMKM Mekarsari asal Desa Karedok, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang telah menggeluti bisnis opak ketan selama 10 tahun dan kini memiliki anggota sebanyak 10 orang.
Dengan merk produk Sari Rasa, UMKM Mekarsari menjual produknya hingga ke daerah Kecamatan Kadipaten dan Kecamatan Majalengka, Kabupaten Sumedang. Dari hasil penjualan tersebut, UMKM Mekarsari mendapatkan pemasukan sekitar Rp 7,5 juta dari jumlah produksi kurang lebih 3.000 bungkus per bulannya.