DEPOK – Belakangan ini beredar kabar bahwa permintaan plasma konvalesen di sentra penyediaan plasma darah mulai berkurang. Namun, tak banyak yang tahu pasti apa penyebabnya.
Informasi tersebut ternyata turut dibenarkan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Depok. Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Depok, Widya Astriyani, misalnya, menuturkan bahwa sejak Kota Depok ditetapkan sebagai zona kuning, dalam waktu bersamaan terjadi penurunan terhadap permintaan plasma konvalesen.
“Benar, ada penurunan permintaan sejak sebulan terakhir atau tepatnya pada akhir Agustus,” katanya, Rabu (22/9).
Plasma konvalesen sendiri merupakan pemberian plasma darah donor dari pasien yang pernah sembuh dari paparan Covid-19 atau yang juga dikenal dengan istilah penyintas Covid-19 untuk diberikan kepada pasien penderita Covid-19.
Sebelumnya, hampir seluruh fasilitas kesehatan (faskes) yang ada di Kota Depok, terutama faskes yang menangani pasien Covid-19 selalu mengalami kekurangan stok plasma karena tingginya permintaan.
Darah hasil donor para penyintas Covid-19 ini dinilai ampuh dalam membantu membentuk kekebalan pasien terhadap serangan virus corona. Maka itu, saat marak-maraknya kasus positif Covid-19 ketersediaannya selalu ramai diburu bahkan beberapa kali sempat kehabisan stok di setiap sentra penyediaan plasma.
Ia memisalkan, pada Juli lalu, sebanyak 289 permintaan yang masuk daftar tunggu. Namun, kata dia, saat ini tidak ada lagi. Bahkan stok plasma konvaselen di Markas PMI Kota Depok masih belum terpakai.
Meski begitu, menurut Widya, tren permintaan darah donor penyintas Covid-19 harus dimaknai secara positif.
“Sebab, ini menandakan masyarakat perlahan mulai terbentuk imunitasnya sehingga sudah bisa hidup berdampingan dengan Covid-19. Jadi, menurunnya kebutuhan plasma konvaselen ini memiliki dampak positif,” ujarnya. (Mg2/wan)