Sementara itu, Ketua DPP LDII Koordinator Bidang Departemen Litbang, IPTEK, Sumber Daya Alam dan Lingkungan (LISDAL) Sudarsono mengatakan manusia akan selalu menghasilkan sampah, “Sayangnya, masih banyak manusia yang mempunyai anggapan bahwa asalkan sampah yang dihasilkan sudah tidak ada di rumahnya, maka otomatis masalah sampah telah hilang,” ujar Sudarsono yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor.
Padahal kenyataannya, sampah tersebut tidak hilang dan ujung-ujungnya akan berakhir di suatu tempat, “Bayangkan kalau satu keluarga rata-rata menghasilkan sampah organik setengah kilogram dan sampah anorganik satu ons per hari. Satu kampung yang terdiri atas 1.000 anggota keluarga akan menghasilkan setengah ton sampah organik dan satu kwintal sampah anorganik per hari,” paparnya.
Bila dikalikan 365 hari dalam setahun dan bayangkan berapa timbulan sampah yang dihasilkan? “Oleh karenanya, sampah sampai saat ini masih selalu menjadi masalah, terutama di perkotaan,” pungkasnya.
DPP LDII, menurutnya melihat rumah tangga memiliki peran strategis dalam penanganan sampah di hulu. Katanya, bila setiap keluarga mampu menangani sampah organiknya sendiri di rumah masing-masing dan tidak harus berakhir di TPA, maka sebagian besar masalah sampah sudah teratasi.
“Sisanya, sampah anorganik yang ada bisa dipilah mana yang dapat di-upcycle (didonasikan kepada pengguna yang lain), di-recycle (diolah kembali) dan sisa yang tidak termanfaatkan baru ditangani khusus. Insya Allah masalah sampah dapat teratasi,” urainya.
Menurutnya, kita hanya memiliki bumi yang satu, tempat seluruh umat manusia tinggal, beribadah, bekerja, berkeluarga, dan membangun peradaban. Untuk itu masyarakat harus ikut aktif mengelola sampah dan peduli lingkungan demi bumi yang lestari.