Persiapan PTM, Politeknik STTT Bandung Adakan Vaksinasi

BANDUNG – Vaksinasi untuk mencapai Herd Immunity merupakan salah satu cara untuk memutus persebaran COVID-19. Herd Immunity yang dihasilkan karena vaksinasi dapat tercapai apabila minimal persentase orang yang telah divaksin sebesar 70 persen.

Saat ini Jabar terus melebarkan sentra vaksinasi hingga ke perguruan tinggi, seperti salah satunya di Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Kota Bandung.

Direktur Politeknik STTT Bandung, Tina Martina mengatakan kegiatan vaksinasi tersebut terealisasi atas kerjasama berbagai pihak.

“Berkat kerja sama dengan Kesdam III/Siliwangi, kita mendapatkan 4 ribu dosis vaksin,” ujarnya di Bandung, Sabtu(18/9).

Dia menjelaskan sebagian besar dosis vaksin diperuntukkan bagi mahasiswa dalam rangka rencana menyelenggarakan PTM di perguruan tinggi. Namun pihaknya juga akan membuka akses bagi masyarakat umum yang ingin divaksin.

“Sebanyak 1,3 ribu untuk mahasiswa, keluarga pegawai, dan lingkungan Balai Besar Keramik (BKK) serta Balai Besar Tekstil (BTT), sedangkan, 700 dosis lainnya untuk masyarakat yang dikerjasamakan dengan pihak Kewilayahan,” ujarnya.

Tina memastikan para peserta vaksinasi tidak ada yang mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

“Alhamdulillah tidak efek yang buruk tetapi hanya merasakan kantuk dan lelah,” ucap Tina.

Dia menambahkan, para pengajar menurutnya senantiasa mendorong mahasiswa untuk mau divaksin saat melakukan pembelajaran daring.

Pihaknya pun akan merencanakan menggelar PTM khususnya bagi mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir dan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang membutuhkan fasilitas laboraturium. Maka dari itu pihaknya harus meyakinkan mahasiswa sudah tervaksin dua dosis.

“Satu laboraturium mungkin hanya diisi oleh 10 mahasiswa untuk praktik tapi untuk teori kami masih daring. Kami tidak akan terburu-buru melakukan PTM tetapi persiapan yang terstruktur tetap harus dilakukan,” ujarnya.

“Terus mempersiapkan untuk menggelar PTM dengan syarat semua komponen telah divaksin dan penggunaan laboraturium secara terbatas untuk mahasiswa yang harus praktik,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan