BANDUNG – Mulai memasuki musim penghujan, Kepala Bidang Sumber Daya Air DPU Kota Bandung, Yul Zulkarnaen menjelaskan bahwa berdasarkan data hingga 30 Juni 2021 lalu, terdapat 10 titik rawan banjir di Kota Bandung.
“Jadi dalam data 30 Juni 2021 terakhir, di Jalan Cibaduyut batas kota itu di bawah tol, kemudian di Kopo Citarip ada 13 kejadian, kemudian terusan Pasir Koja-simpang Soekarno Hatta ada 10 kejadian, di Soekarno Hatta simpang Gedebage itu langganan ada enam kejadian,” ucapnya di Balaikota Bandung, Kamis (16/9).
“Pasar Induk Gedebage ada empat kejadian, Jalan Rumah Sakit empat kejadian, Marga Cinta depan Komplek Bunga Bakung itu ada empat kejadian dan AH Nasution-Cikadut itu empat kejadian, Rancabolang Margacinta ada tiga kejadian depan Apotek Djaya (Pasirkoja) ada tiga kejadian,” sambungnya.
Dengan adanya hal tersebut, Yul juga mengatakan bahwa setiap titik rawan banjir tersebut memiliki karakteristik tersendiri.
“Titik-titik rawan bajir itu memiliki karakteristik yang berbeda, misalnya Cibaduyut yang batas kota itu di wilayah kabupatennya memang tersendat (aliran air). Lain pihak kita ingin membuang air, di pihak kabupaten butuh air untuk sawah, penggelontoran,” ujarnya
Adanya hal tersebut, ia menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan pengerukan sedimen di wilayah perbatasan dengan kota dan kabupaten.
“Jadi di sana yang memang menjadi benturan, kita dengan pihak kompeten kita sudah melakukan pengerukan kita masuk yang berbatasan dengan Kota,” ucapnya.
Dengan adanya pengerukan tersebut, dia menambahkan hal itu dapat berpengaruh pada kecepatan surutnya air di titik rawan banjir tersebut.
“Durasi banjir itu dulu bisa berhari-hari kalau sekarang hitungan jam sudah surut,” pungkasnya. (Mg4)