Jadi Daerah Perkotaan dan Pusat Pendidikan, Masalah Lingkungan di Jatinangor Seakan Terabaikan

SUMEDANG – Wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang sudah lama menjadi sorotan masyarakat. Pasalnya, selain menjadi pusat pendidikan, pembangunan di wilayah Kecamatan Jatinangor terlihat terus berjalan.

Karenanya, Jatinangor banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah baik luar kota hingga antar provinsi. Selain itu, diketahui saat ini Jatinangor sudah resmi ketok palu menjadi kawasan perkotaan di Kabupaten Sumedang.

Kendati demikian, wilayah perbatasan Kabupaten Bandung dan Sumedang itu juga memiliki banyak polemik di tengah masyarakat.

Seperti persoalan lingkungan. Begitu banyaknya bangunan besar namun saluran drainasenya seakan tak diperhatikan.

Akibatnya, bencana alam seperti banjir hingga longsor kerap menghantui wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Salah seorang tokoh masyarakat, Ade Rahmat, warga Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor mengatakan, pembangunan kantor, hotel, apartemen hingga mall cukup berdampak pada lingkungan.

“Drainase menjadi persoalan yang perlu diselesaikan bersama oleh semua pihak,” kata Ade kepada Jabar Ekspres di Desa Cikeruh, Kamis (16/9).

Ade mengucapkan, persoalan saluran air yang tidak tertata bukan menjadi tugas pemerintah, swasta atau masyarakat.

Menurutnya, masalah drainase di wilayah Kecamatan Jatinangor merupakan tugas bersama alias semua pihak dalam penyelesaiannya.

“Belum terlihat ada penanganan untuk meminimalisir dampak bencana alam terutama longsor dan banjir,” pungkas Ade.

“Mau seperti apa Jatinangor sekarang? Sebagai masyarakat, saya mengharapkan adanya pembenahan infrastruktur dan jalur drainase,” tambahnya.

Sementara itu, melihat banyaknya pembangunan gedung-gedung besar di Jatinangor, Ade berpesan supaya pihak pemerintah pun jangan terlalu mudah memberikan izin.

“Kalau terus menerus lahan kosong, ruang hijau dijadikan pembangunan, tidak akan ada serapan air. Ditambah saluran drainase yang kurang baik, otomatis bencana banjir sulit dihindari,” imbuh Ade.

Dalam pemaparannya, Ade menuturkan, dari sebanyak tujuh anggota dewan yang mewakili wilayah Sumedang Barat, terutama Kecamatan Jatinangor, sampai sekarang belum terlihat kinerjanya.

Dia melanjutkan, baik perhatian dalam membantu dan mendukung kebutuhan warga, untuk kenyamanan masyarakat pun seakan diaikan.

“Walaupun masih ada satu dewan yang keliatan berperan. Saya akui itu dan saya bukan menyudutkan pihak lain tapi sesuai fakta lapangan,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan