INGGRIS – Perdana Menteri Boris Johnson mengungkapkan rencana Inggris dalam meluncurkan suntikan vaksin penguat melawan COVID-19 bagi orang paling rentan dan lanjut usia sebagai bagian dari strategi penanganan virus corona untuk bulan-bulan musim dingin.
Sebelumnya, pemerintahan Johnson mengindikasikan akan membatalkan rencana untuk mewajibkan orang memiliki paspor vaksin jika ingin masuk ke klub malam.
Indikasi pembatalan itu mengakhiri beberapa kekuasaan darurat yang dipakai dalam melawan COVID dan menunjukkan bahwa pemerintah hanya akan memberlakukan penguncian sebagai upaya terakhir.
Sebaliknya, Johnson akan bersandar pada vaksin dan pengujian dalam upaya menangkal COVID-19 menuju musim gugur dan musim dingin, termasuk program vaksin penguat.
“Pandemi masih jauh dari selesai, tetapi berkat program vaksin fenomenal kita, perawatan baru, dan pengujian, kita dapat hidup dengan virus tanpa batasan signifikan pada kebebasan kita,” kata Johnson dalam sebuah pernyataan.
“Hari ini saya akan menetapkan rencana yang jelas untuk musim gugur dan musim dingin, ketika virus memiliki keuntungan alami, untuk melindungi capaian yang telah kita buat.”
Inggris telah mengalami 134.000 kematian COVID-19, dan lebih dari tujuh juta kasus.
Johnson terakhir kali membatalkan pembatasan terkait virus corona di Inggris pada Juli, dengan alasan liburan musim panas sekolah memperlihatkan kondisi yang lebih baik.
Selama masa liburan itu, ia mengamati apa yang ia sebut sebagai “kembali normal”.
Komite Bersama Inggris untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) sebelumnya memberikan saran sementara bahwa orang tua dan rentan akan diprioritaskan dalam program pemberian vaksin penguat apa pun.
Program tersebut, kata Komite, bisa dimulai pada September.
Kantor Johnson mengatakan pemerintah telah menerima saran terakhir dari JCVI tentang program vaksin penguat.
Kantor itu juga mengatakan bahwa sang perdana menteri, bersama dengan Menteri Kesehatan Sajid Javid, pada Selasa akan menetapkan bagaimana program vaksin penguat akan diberikan pada orang-orang paling rentan pada Selasa.
Sementara itu, beberapa ilmuwan terkemuka, termasuk dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS dan Organisasi Kesehatan Dunia, dalam sebuah artikel di jurnal medis Lancet pada Senin(13/9) mengatakan vaksin penguat melawan COVID-19 belum diperlukan untuk populasi umum. (antaranews)