Tak Hanya Covid-19, Indonesia Juga Perlu Skrining Kasus TBC

JAKARTA – Penyakit tuberkulosis (TBC) menjadi ancaman kesehatan yang memerlukan penanganan serius. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan kasus penyakit tuberkulosis tertinggi di dunia.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan kasus TB di Indonesia seperti fenomena gunung es. Kasus TBC di Indonesia saat ini berkisar 845 ribu kasus, sementara masih sekitar 57 persen kasus TBC di Indonesia belum teridentifikasi.

“Ini merupakan fenomena gunung es. Kalau salah satu keluarga kena TBC, itu kemungkinan bisa keluarga sekitarnya juga terinfeksi TBC,” ungkap dia dalam keterangannya, Selasa (7/9).

“TBC ini gejalanya mirip Covid-19. Ada yang orang tanpa gejala (OTG), dan bergejala. Karena itu dengan adanya tracing ini kita bisa lebih tahu persis karena bisa termasuk mereka yang bergejala atau tidak,” sambungnya.

Solusi Deteksi Kasus TBC

Untuk memecahkan kasus gunung es yang tidak terdeteksi itu, skrining dan pelacakan kasus TBC menjadi sangat penting untuk dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Jogjakarta bekerja sama dengan Tim Zero Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pihak Pemkot Jogjakarta bersama dengan Zero UGM melakukan layanan mobile screening untuk mendeteksi kasus-kasus TBC di wilayah Kota Jogjakarta. Layanan mobile screening ini menjadi yang pertama di Indonesia yang melakukan skrining keliling di wilayah-wilayah kecamatan dengan angka kasus TBC yang cukup tinggi di Kota Jogjakarta.

Ia pun mengapresiasi inovasi untuk melacak penyakit TBC secara aktif atau jemput bola yang dilakukan Pemkot Yogyakarta. Menurutnya, pelaksanaan skrining kasus ini sangat bagus dan bisa menjadi model dalam penanganan TBC di wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Muhadjir mengatakan, akan memerintahkan pihak Kementerian Kesehatan untuk mengaji inovasi tersebut untuk bisa mereplikasi dan menjadikan program pengentasan TBC di Indonesia sesuai dengan Perpres No. 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis.

“Tentu akan kita pelajari. Mudah-mudahan bisa ditekan juga biaya-biaya peralatan yang diperlukan dan bisa digunakan secara masif. Karena kita punya target tahun 2030 kita bisa bersih dari TBC sesuai dengan perintah Presiden (Joko Widodo, Red),” pungkasnya. (Jawapos)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan