Nampaknya tubuh Cucu menuntut lebih terhadap obat yang dikonsumsinya. Kian hari Cucu makin ketergantungan akan obat untuk membantunya menghilangkan cemas agar bisa tidur. Selama setahun penuh dia terus diberikan obat tersebut oleh rumah sakit. Hingga akhirnya dia berhenti konsumsi obat tersebut setahun kemudian lantaran tak merasakan lagi khasiatnya.
“Karena semakin kesini obatnya enggak mempan lagi. Jadi dosisnya ditambah. Setahun penuh sejak berobat itu dikasih obat tidur tapi malah badan saya jadi gerak-gerak sendiri di bagian kaki sama kepala. Karena kan itu obat keras,” ucap Cucu.
Akibat kondisinya tersebut, kini Cucu cuma bisa terkulai di tempat tidur. Padahal sebelum mengalami efek samping mengonsumsi obat tersebut, Cucu berkisah bisa beraktivitas dengan normal kendati dia memang tak bisa tertidur.
“Kalau dulu mending, enggak bisa tidur juga aktivitas normal. Kalau malam, biasanya jam 1 malam itu saya jalan-jalan keliling kampung. Ke rumah kakak, orangtua, tetangga. Kalau sekarang enggak bisa. Mau jalan juga malah jadi miring badannya. Kalau duduk juga terus gerak-gerak, malah sakit,” cerita Cucu sambil terisak.
Saat ini Cucu memilih tinggal di rumah anak pertamanya di Kampung Pasirhalang, RT 02/14, Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Hal itu dilakukan supaya dia bisa lebih dekat dengan keluarga besarnya. Terlebih ada dua anaknya yang beranjak dewasa yang terus memerhatikan dan mengurusnya.
Beruntung Cucu tak patah arang ingin bisa kembali sembuh dan kembali seperti sedia kala. Dia mencoba berbagai pengobatan mulai dari modern hingga tradisional. Terakhir dia diantar keluarga dan kerabatnya berobat ke RS Santosa. Di sana Cucu dilakukan scanning pada bagian kepala.
Cerita mencengangkan terselip saat Cucu menjalani pengobatan di RS Santosa. Untuk melakukan scanning, dia harus menerima bius agar tertidur. Dua kali dibius, ternyata tak ada efeknya sama sekali. Memang tubuh Cucu bisa berhenti bergerak, namun matanya tetap tak bisa tertidur.
“Kemarin baru ke (RS) Santosa, discan kepalanya. Hasilnya belum keluar. Dia sempat dibius, tapi enggak mempan. Dokter juga sampai bingung kenapa bisa seperti ini. Katanya mereka juga baru dapat pasien seperti saya,” jelas Cucu.