CIANJUR – Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, masih menunggu hasil penyelidikan Komnas KIPI terkait penyebab lumpuh dan strokenya Ahmad Solihin warga Citapen, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis kedua.
“Kami langsung melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap Solihin serta melaporkan hasilnya ke provinsi dan Komnas KIPI agar segera ditindaklanjuti. Kami masih menunggu hasil penyelidikan Komnas KIPI yang sudah sebulan yang lalu melakukan penyelidikan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, dr Yusman Faisal di Cianjur Selasa.
Ia menjelaskan, untuk mendapatkan hasil membutuhkan waktu hingga tiga bulan, namun hasilnya belum tentu dipastikan apakah yang bersangkutan mengalami KIPI atau bukan. Sehingga pihaknya belum dapat memastikan Solihin terserang KIPI atau ada penyebab lain, sehingga mengalami lumpuh setelah mendapatkan vaksinasi.
Sehingga pihaknya menyerahkan hal tersebut ke Komnas KIPI untuk memastikan karena memiliki kewenangan untuk memastikan penyebab lumpuhnya Solihin. Meski perbandingan 1:1.000.000 orang dari penerima vaksin, pihaknya berharap bukan yang dialami Solihin karena ada beberapa dampak yang dialami setelah vaksinasi.
“Kami tidak dapat mengira-ngira, namun harapan kami, Solihin hanya mengalami efek lain bukan KIPI setelah menjalani vaksinasi. Namun kita tunggu hasil penyelidikan Komnas KIPI untuk memastikan, ” katanya.
Sebelumnya Ahmad Solihin, mengalami beberapa gejala sebelum mengalami kelumpuhan, setelah mendapat vaksinasi pertama, dia tidak merasakan gejala apapun, namun sehari setelah mendapat vaksin kedua, dia merasakan pusing dan mual-mual hingga muntah dan nyaris pingsan.
“Usai muntah, ada bintik-bintik merah muncul di sekujur tubuh termasuk di kepala. Masuk hari ketiga, kaki kanan tidak bisa digerakkan, sehingga saya dibawa ke puskesmas dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit,” kata Solihin.
Sempat menjalani perawatan selama lima hari di RSUD Cianjur, Solihin dipulangkan dengan kondisi kaki yang masih belum bisa digerakkan hingga satu bulan terakhir. Saat ini, Solihin hanya bisa terbaring di atas kasur busa di tengah rumah, berharap dapat pulih kembali karena masih memiliki tanggung jawab menafkahi keluarga.
“Saya berharap bisa sembuh seperti semula karena anak dan keluarga butuh biaya. Saya sehari-hari bekerja di toko di Pasar Ciranjang. Sudah satu bulan terakhir hanya bisa berbaring,” katanya.