Kendala teknis, sebenarnya sumber air ada, karena kebetulan di belakang lokasi itu ada kolam renang ternyata, cuma karena posisinya di belakang jadi enggak mudah diakses oleh tim.
Kedua aksesbilitas jalan di TKI itu banyak polisi tidur, jadi kita enggak bisa meluncur dengan cepat sejak keluar dari pintu tol sampai ke titik lokasi.
”Itu ada berapa bentangan polisi tidur, jadi kita kan enggak bisa lari secepat itu, karena mobil kita kan bawa air berat,” ungkapnya.
Kendala teknis selanjutnya, karena unit Disdamkar tersebar dibeberapa Pos, jadi memang membutuhkan cukup waktu juga untuk sampai ke titik lokasi.
Pihaknya menurunkan unit dari hampir semua Pos Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan yang totalnya berjumlah 9 unit.
“Selebihnya hal-hal terkait infrastruktur, disana tidak ada hydrant, padahal semestinya pengembang menyediakan hydrant untuk sistem proteksi keamanan lingkungan, ternyata disana enggak ada,” kata Saefulloh.
Namun semua kendala tersebut berhasil dilalui sehingga berdasarkan laporan, pemadaman titik api sudah selesai dilakukan sekitar pukul satu dini hari, namun proses pendinginan baru bisa di selesaikan pada pagi harinya.
“Jadi total pemadaman dan pendinginan sekitar empat jam. Dalam kejadian tersebut, tidak sampai merembet ke bangunan-bangunan di sebelahnya,” tandasnya. (yul)