Kisah Penggali Makam Covid-19, Sempat Kewalahan Namun Tetap Ikhlas Membantu Sesama Manusia

CIMAHI – Kondisi pandemi Covid-19 benar-benar menjadi tantangan bagi Dede Mulyana, 52. Dede bekerja sebagai petugas penggali kubur dan membantu pemakaman jenazah di TPU Makam Kihapit, Kota Cimahi.

Dede dengan rekannya bertugas menyiapkan lubang untuk pasien yang meninggal dunia akibat terpaparnya Covid-19. Pemakaman tersebut tentunya menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat.

Biasanya, sehari ia bisa siapkan 3 hingga 4 liang lahad dalam waktu satu hari. Mengingat jumlah angka kematian di Kota Cimahi yang saat ini sudah menurun, ia dan rekannya menyiapkan 2 hingga 3 liang lahad seharinya .

“Sekarang mah sehari 2 sampai 3 lubang yang disiapin. Bulan kemarin mah bisa 5 bahkan sampai 7 lubang harus disiapin,” ucap Penggali Makam Covid-19 di TPU Kihapit, Dede Mulyana, Sabtu (14/8).

Dede merasa selama ia menjadi petugas pemakaman Covid-19 di TPU Kihapit belum ada kendala selama ia bertugas. Ia selalu mengantisipasi untuk siapkan beberapa liang lahad untuk jenazah pasien Covid-19.

“Belum ada kendala, Alhamdulillah lancar sampai saat ini selalu bisa diantisipasi. Namun waktu awal-awal tenaga kita masih kewalahan dan bisa diantisipasi. Alhamdulillah sampai saat ini saya menanggapi dari pihak keluarga tidak ada keluhan apapun. Karena saya melaksanakan dalam penguburan,” tutur Dede.

Sebelum Dede bekerja sebagai petugas pemakaman Covid-19, dia bekerja sebagai pekerja serabutan juga dia sempat bekerja di bagian Pemerintahan Daerah bagian Koordinator di Kantor Desa selama 5 tahun.

Begitu Dede mendapat panggilan dari rekan-rekan dan juga pihak Pemkot Cimahi untuk menjadi petugas penggali makam Covid-19 di TPU Kihapit dia bersedia untuk melaksanakan tugasnya.

“Sebelumnya saya bekerja sebagai pekerja serabutan, juga kerja di bagian pemerintahan daerah bagian koordinator di kantor desa selama 5 tahun. Waktu serabutan enggak ada pekerjaan yang menetap. Pas kebetulan ada yang mengajak untuk menjadi bagian petugas pemakaman Covid-19 akhirnya saya gabung,” bebernya.

“Sebetulnya banyak yang diajak tapi banyak yang enggak mau karena takut terpapar Covid-19. Tapi bapak mah insyaAllah sambil menolong jenazah serta keluarganya. Kalau enggak dikubur kan kasihan, kita juga ikut dosa,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan