Usahanya Terdampak Pandemi, Enah Kesulitan Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

BANDUNG – Pemerintah memutuskan memberlakukan Kebijakan PPKM untuk menekan laju persebaran Covid-19. Kebijakan tersebut mengatur pembatasan sejumlah aktivitas dan mempengaruhi mobilitas masyarakat. Sejumlah usaha yang bergantung pada pengunjung pun terdampak pandemi .

Dalam situasi tersebut, salah seorang warga yang berprofesi sebagai pedagang mainan di Kelurahan Lebak Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, mengaku kesulitan mendapat pembeli. Terutama setelah berlakunya pembatasan aktivitas masyarakat.

Menurut penuturannya, penghasilan yang biasa diperoleh saat sebelum pandemi terbilang cukup untuk
menghidupinya serta keluarga di rumah. Rata-rata pendapatan kala itu bisa mencapai Rp 100 ribu hingga Rp150 ribu per hari.

Lalu, sejak aktivitas masyarakat semakin dibatasi, dagangannya pun berangsur-angsur alami penurunan. Selain itu, ia mengaku terkendala teknologi.

“Penjualan turun, engga selang berapa lama habis libur lebaran itu yang beli tidak ada. Bahkan hari ini
saja baru satu ini yang beli,” ujar Enah(73) belum lama ini.

“Kalau jual nya lewat hp, ibu engga paham, sudah tua,” tambahnya.

Di samping itu, Enah berujar, bantuan pemerintah baik dalam bentuk pangan dan atau uang, belum pernah ia rasakan. Padahal, ia sangat merasakan usahanya meredup, terdampak pandemi.

Berbeda, para tetangga di sekeliling tempat tinggalnya beberapa kali pernah mendapat bantuan.

“Padahal sudah tinggal di Kota Bandung sejak tahun 1970-an, tetangga dapat beras, ayam, buah-buahan.
Saya tanya ke pak RT kapan saya dapat, lalu dijawab tahun depan. Tapi belum pernah saya dapat
bantuan. Engga bohong, untuk apa bohong, ibu sudah tua,”tuturnya.

Enah yang kesehariannya hanya menjual mainan di dekat universitas ITB itu hanya bisa pasrah dan berharap pandemi COVID-19 segera berakhir.

“Semoga pandemi ini cepat selesai, masyarakat sehat lagi, tidak ada kabar meninggal karena Covid itu
dan aktivitas kita bisa seperti kaya dulu lagi,” tutupnya. (boy)

Tinggalkan Balasan