Tentu saja sulit baginya menghadapi kehidupan yang dulu bebas beraktivitas kini hanya terduduk dan berjalan kecil untuk membiasakan tubuh.
Jangankan bekerja, untuk beraktivitas sehari-sehari saja Rismana perlu berupaya menahan rasa sakit dari tulang-tulang yang bergeser.
Melalaui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, Rismana terlihat sesekali berjalan di dalam rumah serta menggerakkan lengan kanannya supaya persendian dan urat tubuh tidak kaku.
Tinggal di dalam rumah berukuran 3×4 meter, Rismana hidup bersama sang istri tercinta serta kedua anaknya yang bernama Ari Sanjaya, 10 dan Muhammad Ramdhani, 4.
“Uang sejuta dapet dari pemerintah tapi cuma sekali waktu itu, Rp500 ribu dua kali jadi sejuta,” pungkas Rismana.
Bantuan tersebut terakhir mengalir kepada Rismana pada Januari 2021, sehingga sudah tujuh bulan ia bertahan hidup tanpa adanya bantuan pemerintah yang seharusnya wajib memberi sebab Rismana sangat berhak menerimanya.
Tepat pukul 13.40 WIB, saat awan menyelimuti mentari, Rismana kembali bercerita. Untuk membiayai pengobatan supaya tidak semakin parah, ia terpaksa mengeluarkan biaya pribadi dengan menjual semua aset yang dimiliki.
“Perlengkapan kerja sampai alat pancingan saya jual buat berobat. Mengajukan ke RW biar dapet bantuan juga belum turun terus. Pengobatan biaya sendiri,” imbuh Rismana.
Di tengah-tengah pemaparan Rismana, Jabar Ekspres sempat dibuat terkejut. Sebab, ia mengaku bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang sebelumnya sempat menjanjikan akan membiayai pengobatan sampai sembuh.
“BPBD sempat janji mau kasih bantuan pengobatan sampai sembuh, tapi sampai sekarang enggak ada,” ucap Rismana.
Suara parau Lala memecah keheningan pembicaraan santai kami, ia menuturkan, ternyata selama pengobatan yang Rismana lakukan, sekiranya telah menghabiskan biaya sebesar Rp 7 juta rupiah dan itu belum membuat Rismana sembuh total.
“Sekarang pinginnya berobat cuma biaya gak ada, harusnya kontrol tapi enggak pernah karena gak ada ongkos dan bayar pengobatan,” pungkas Lala dengan suara sedikit terisak menahan emosi yang bercampur dalam hatinya.
Lala menerangkan, selain Rismana, sang anak yang bernama Ari juga menjadi korban longsor dan mengakibatkan anggota tubuhnya rusak.