Komunitas Peduli Covid Donasikan Oksigen Gratis untuk Warga Kota Bandung

Dalam menjalankan aksinya, Nenih beserta rekan mengaku mendapat beberapa hambatan. Salah satunya karena kontak langsung dengan pasien Covid-19, akhirnya anggota komunitasnya pun terpapar.

“Sampai sekarang sudah lebih dari lima puluh orang kita tolong saat membutuhkan oksigen dan tercatat di mana saja. Bisa juga kalau misalkan punya salah satu alat bantu pernapasan, kita sediakan juga. Jadi ada yang dikasih fullset, ada yang dikasih selang, ada juga yang dikasih regulatornya aja. Tergantung kebutuhan,”jelasnya.

Meski demikian, komunitas ini tidak langsung membuat broadcast (pesan siaran) dan menyertakan rekening, lantaran khawatir terjadi penyimpangan uang saat menerima donasi. Mereka hanya menyertakan nomor kontak saja, kemudian donatur yang serius menghubungi akan dilayani satu persatu lewat pesan tertulis.

Didin Dikayuana, Camat Cibiru, mengaku sangat mengapresiasi gerakan ini.

“Saya betul-betul salut. Dan patut dijadikan contoh aksi nyata pemuda yang seperti ini. Karena di saat masa sulit seperti sekarang, uang rasanya tidak berguna dibandingkan bisa bernapas (oksigen). Maka ini harus dibantu dan didukung terus,” ucap Didin.

Alasan Camat Cibiru sangat mendukung gerakan ini adalah karena aksi nyata ini sama sekali tidak mengedepankan keuntungan. Para relawan dengan sukarela membantu tanpa memikirkan profit.

“Yang begini memang harus dicontoh dan didukung penuh. Bukti anak muda bisa memanfaatkan media sosial untuk kemanusiaan, bukan hanya untuk melihat informasi-informasi yang tidak jelas,” tambahnya.

Terakhir, Nenih menerangkan, gerakannya ini dibantu oleh para tokoh masyarakat di tempat asalnya (Palasari) juga pemerintah kecamatan yang belum lama memberi fasilitas APD Lengkap untuk para relawan. Komunitas ini bisa dihubungi melalui nomor telepon 085320563684 atau akun Instagram @berirama.

“Kita utamakan dulu kepada keluarga yang memang kondisi ekonominya menengah ke bawah. Karena harga oksigen paling murah saja mencapai Rp3.500.000. Banyak keluarga yang kesusahan mendapatkannya, selain memang kendala keuangan juga oksigen yang sulit dicari,” tutup Nenih. (mg1)

Tinggalkan Balasan