LEMBANG – Petani di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tak cukup senang dengan harga jual tomat yang saat ini sedang tinggi setelah beberapa bulan sebelumnya terus mengalami kerugian karena rendahnya harga jual tomat.
Saat ini harga tomat berada di kisaran Rp 11 ribu perkilogram. Padahal beberapa pekan sebelumnya harga tomat hanya Rp 5 ribu perkilogram bahkan sempat menyentuh angka Rp 2 ribu perkilogram.
“Iya tomat lagi mahal sampai Rp 11 ribu perkilogram. Kenaikan harganya sudah sekitar 10 hari yang lalu,” ungkap Alit Sutisna (56), petani asal Kampung Cisalasih, Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, KBB, Kamis (29/7).
Ia mengatakan meskipun harga tomat sedang mahal, namun hal itu tetap membuatnya sedih lantaran kualitasnya yang buruk dan omzet yang didapat tak banyak mengingat hasil panen yang sedikit. Kondisi tersebut membuat konsumen juga mengalami kerugian.
Alit menyebut dari 8 ribu pohon yang ditanam hanya menghasilkan sekitar 2 kuintal tomat akibat gagal panen. Harga tomat yang mahal tersebut salah satunya akibat kelangkaan pasokan dari sentra produksi pertanian di Lembang sebagai dampak musim kemarau.
“Tidak senang sebetulnya, harga tinggi tapi saya tanam 8 ribu pohon terus dapat 2 kuintal berarti cuma dapat hasil Rp 2 juta lebih. Tapi kalau harga stabil, panennya banyak misalnya sekali panen 2 ton dikali Rp 5 ribu kan bisa dapat Rp 10 juta,” tutur Alit.
Dia menuturkan harga tomat yang mahal tidak sebanding dengan beban pengeluaran yang dikeluarkan sejak awal masa tanam seperti untuk membeli pupuk, bibit, obat-obatan, atau pestisida, dan ongkos pikul saat panen.
“Tidak sebanding, harga tomat tinggi justru kami kurang senang karena itu tadi hasil panennya juga merosot,” kata Alit. (mg6)