Massifnya perkembangan dan adopsi media sosial (medsos) di masyarakat oleh berbagai kalangan telah membawa banyak keuntungan. Salah satunya buat mereka para jomblo. Dengan medsos, kini siapapun bisa dengan mudah berkenalan dengan orang asing dan dijadikan pasangan.
Mencari pasangan lewat medsos? Kenapa tidak. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memutuskan untuk cari jodoh lewat jejaring sosial. Terutama keuntungan dan pasti kerugian yang perlu diperhatikan.
Dimulai dari keuntungan terlebih dahulu, saat mencari jodoh lewat platform daring, kita bisa mendapat lingkaran atau circle pertemanan yang lebih luas. Jika Anda bekerja atau belajar, mungkin lingkaran sosial Anda agak terbatas.
Setiap hari Anda dikelilingi oleh orang yang sama. Pada waktu luang pun Anda tidak selalu ada kesempatan dan keinginan untuk berkenalan. Namun saat masuk ke media sosial, hampir semua orang terdaftar di jejaring sosial, di mana pun mereka belajar atau bekerja dan kehidupan seperti apa yang dijalani.
Oleh karena itu, secara online Anda dapat bertemu orang-orang yang sebelumnya tidak akan Anda temui. Kemudian, keuntungan lainnya mencari jodoh lewat daring adalah lebih banyak waktu untuk berpikir. Dengan ini, Anda mungkin berpikir tentang cara terbaik untuk merumuskan pikiran atau mengungkapkan perasaan.
Di sini, kita juga bisa mencari kesamaan komunitas menurut minat. Bagaimanapun, memiliki hobi yang sama adalah salah satu rahasia utama dalam kesuksesan mencari jodoh.
Di jejaring sosial, saat menemukan kesamaan minat, mereka dapat bergabung dengan komunitas yang sama dan saling mengenal lebih dalam. Dari hal tersebut, mereka bisa menentukan topik pembicaraan yang tepat dan ngobrol lebih intens.
Yang paling penting dari usaha mencari jodoh lewat platform daring adalah lebih banyak anonimitas. Jejaring sosial telah memberi kita kesempatan untuk tetap menyamar saat berkomunikasi dengan orang lain.
Setiap orang menggunakan kesempatan ini dengan cara yang berbeda. Beberapa terlalu malu untuk mengambil langkah pertama sementara yang lain merasa bahwa hati mereka tidak akan hancur jika menyembunyikan diri dengan kedok anonimitas.