522 Orang di Kota Cimahi Terjangkit Virus HIV/AIDS, Juni 2021 Tambah 8 Kasus

CIMAHI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan seks bebas. Sebab prilaku negatif tersebut bisa memicu penularan HIV/AIDS.

Berdasarkan data Dinkes Kota Cimahi, kasus temuan HIV/AIDS di Kota Cimahi mencapai 522 orang. Jumlah itu terdata sejak tahun 2005 hingga tahun 2020. Sementara yang terdata tahun 2021 sampai Juni ada 8 kasus.

Pemegang Program HIV-AIDS dan IMS pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Mulyono menjelaskan, penyebab utama penularan HIV/AIDS di Kota Cimahi itu karena seks bebas yang tidak aman (tidak mengenakan kondom). Baik hubungan sesama jenis alias Laki Seks Laki (LSL) maupun lawan jenis.

“Ada juga yang dari pengguna narkoba suntik,” ucap Mulyono, Kamis (22/7).

Ia mengungkapkan, setiap tahunnya temuan penderita HIV/AIDS di Kota Cimahi selalu ada. Hal itu diketahui berdasarkan test HIV yang dilakukan pada populasi berisiko tinggi.

Seperti pada Wanita Pekerja Seks (WPS), waria, LSL hingga pengguna narkoba suntik. Selain itu, pengecekan dilakukan terhadap penderita Tb, ibu hamil yang diinisiasi petugas kesehatan.

Ditegaskannya, HIV/AIDS sendiri tidak bisa disembuhkan. Penderita hanya akan diberikan obat seumur hidup untuk menambah daya tahan tubuh. “HIV tidak bisa disembuhkan. Minum obat seumur hidup, supaya virusnya tidak berkembang,” bebernya.

Agar terhindar dari virus berbahaya itu, Mulyono meminta masyarakat untuk tidak melakukan seks bebas. Sebab, aktivitas itu memiliki risiko tinggi dalam penularan HIV/AIDS.

“Sebelumnya juga kita ada sesi bimbingan rohani ataupun ceramah (ke populasi risiko tinggi) agar mereka kembali ke jalan yang lurus,” pungkasnya.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman menambahkan, untuk mendeteksi virus HIV/AIDS, pihaknya mengharuskan ibu hamil untuk melakukan screening, baik di Puskesmas), rumah sakit dan bidan mandiri.

Tujuannya, untuk mendeteksi paparan HIV sehingga jika diketahui akan langsung dilakukan pencegahan penularan terhadap bayi.
“Bidan juga biasanya milih bisa meriksa sendiri, reagen-nya minta ke Puskesmas atau merujuk ibu hamilnya ke Puskesmas,” terang Romi. (fey)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan