Ekonomi pada Masa Pandemi Covid-19, Pakar Ekonomi Unpad: Memang Dilematis

SUMEDANG – Pandemi Covid-19 belum usai, akibatnya perekonomian Tanah Air sangat terdampak.

Menanggapi hal itu, Pakar Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad), Prof. Dr. Opan S Suwartapradja mengatakan, pandemi Covid-19 menjadi persoalan tidak hanya di wilayah Kabupaten Sumedang, sebab bukan sebatas Indonesia tetapi juga jadi tantangan seluruh dunia.

“Secara umum memang pandemi (Covid-19) ini berdampak pada ekonomi masyarakat,” kata Opan kepada Jabar Ekspres melalui panggilan telepon, Kamis (22/7).

Menurut Opan, yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19 kepada masyarakat perkotaan serta para pedagang.

“Terutama masyarakat yang berusaha di sektor jasa dan perdagangan. Pedagang UMKM tidak bisa jajakan dagangannya,” ujar Opan.

Hal tersebut, lanjut Opan, dikarenakan pada kondisi pandemi Covid-19 setiap aktivitas masyarakat perlu dibatasi sebagai bentuk meminimalisir penyebaran virus.

Maka, ucap Opan, pemasukan para pedagang kecil tidak seperti sebelum adanya pandemi Covid-19.

“Konsumen pelanggan ini takut pada penjual, apakah tempatnya bersih, penampilan jadi daya tarik,” pungkasnya.

Sementara itu, Opan menjelaskan, untuk mengatasi persoalan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 perlu adanya peran pemerintah.

“Mengatasi ekonomi di masa pandemi (Covid-19) ini memang dilematis. Di lain pihak masyarakat tidak bisa berusaha karena ada kebijakan-kebijakan pembatasan kegiatan. Ini mestinya ditanggulangi oleh pemerintah,” imbuh Opan.

“Di lain pihak pemerintah mengeluarkan kebijakan, kemudian ada bantuan pemerintah untuk penanganan ekonomi masyarakat. Tapi di masyarakatnya ini antara suara di atas dan di bawah masih tanda tanya,” tambahnya.

Ketidakjelasan antara arahan dari pemerintah dengan penerima bantuan yaitu masyarakat, tidak sampai sasaran.

“Kemarin di TvOne, wakil ketua pedagang pasar, cerita gak ada yang sampai, program bagus dari atas tapi gak sampai itu padahal sudah lama,” tutur Opan

“Apakah karena prosedur, mungkin prosedur, karena cara birokratif masalah uang sensirif. Karena itu lambat sampainya,” tutup Opan. (bas)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan