Nasib Relawan Pemulasaran, Jangankan Dapat Insentif, Peti Mati Saja Tak Ada

“Peti mati kita gak dikasih, dari puskesmas hanya dikasih APD, plastik pembungkus buat jenazah sama kantong jenazah,” tutur Isa.

Perlu diketahui, sebelumnya Bupati Bandung, Dadang Supriatna sempat menyatakan, pihaknya menganggarkan 80 miliar untuk menghadapi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

“Untuk anggaran kita sudah bikin Peraturan Bupati Bandung parsial. Terpaksa kita menarik (refocusing, realokasi) dulu untuk belanja pegawai. Alokasi belanja pegawai pada November dan Desember 2021 itu ditarik dulu untuk kegiatan Covid-19 karena kondisinya memang sangat memprihatinkan,” kata Dadang pada Kamis (1/7) lalu.

“Kebutuhan prioritas saat ini yaitu membeli peti mati dan kain kafan. Karena saat ini banyak yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 di wilayah Kabupaten Bandung,” tambah Dadang.

Kepedulian sosial, kemanusiaan hingga ikatan kebersamaan di Desa Cikuya cukup kental, sehingga para warga gotong royong berpartisipasi menjadi relawan pemulasaran jenazah akibat penyakit Covid-19 tanpa mengharapkan imbalan materil.

Jangankan para relawan pemulasaran diberi apresiasi upah lelah berupa insentif dari pemerintah, ketersediaan peti mati jika ada warga yang meninggal di rumah akibat penyakit Covid-19 saja tidak ada.

Pihak kesehatan hanya memberikan plastik pembungkus mayit, kantung jenazah serta APD berikut hanya dibatasi untuk enam orang. (bas)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan