“Saat ini BBRI masih cenderung menguat ke angka Rp4.800,” ujarnya optimistis.
Untuk diketahui, memasuki Juli 2021 harga saham BBRI tertinggi ada di harga Rp4.000 pada perdagangan 2 Juli lalu, sedangkan harga terendah yaitu Rp3.760 pada 12 Juli lalu.
Dalam kurun waktu 52 minggu terakhir harga tertinggi berada di Rp4.950 dan harga terendah di Rp2.970.
Sebelumnya, Head of Research PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan berdasarkan perhitungan teknis, target harga untuk BBRI dengan mempertimbangkan pembentukan holding adalah Rp5.300 atau di kisaran 3,1 x PBV.
Dengan adanya rights issue, kata dia, kapitalisasi pasar BBRI berpotensi mendekati atau melebihi Rp600 triliun.
Senada dengan Lucky, dia pun menyebut faktor lain yang akan memperkuat kinerja saham BBRI adalah kinerja positif dari usaha-usaha yang telah eksis.
Sementara itu, proses pembentukan holding hampir rampung setelah Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2021 sebagai payung hukum holding UMi terbit.
Beleid itu hadir sebagai bentuk perwujudan visi pemerintah meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan segmen ultra mikro yang sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024.
Sesuai PP tersebut, holding terdiri atas tiga entitas BUMN yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Masyarakat Madani (Persero) atau PNM. Selanjutnya, akan ada pembahasan rinci dalam RUPSLB BRI pada 22 Juli 2021 mendatang.
Adapun terkait rencana rights issue, menurut Lucky aksi korporasi itu harus segera dilakukan BRI. Hal itu tak terlepas dari kapitalisasi BRI yang sudah sangat besar.
“Dengan kapitalisasi sekelas BRI itu, rights issue adalah jalan untuk menambah saham beredar dan menambah likuiditas,” ujarnya.
Kinerja Positif 3 BUMN
Memang tak keliru menakar kemungkinan harga saham BBRI yang akan positif setelah holding jika dikaitkan dengan kinerja fundamental ketiga perseroan.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, kemampuan ekspansi dan penjagaan kualitas pembiayaan oleh setiap anggota holding telah terbukti pada masa pandemi Covid-19 ini.
“Dengan kemampuan-kemampuan ekspansi dan penjagaan kualitas pembiayaan, holding ini akan menjadi institusi besar yang juga berdaya saing global,” ujar Trioksa dalam kesempatan terpisah.