Masyarakat India Pakai Kotoran Sapi untuk Cegah Covid-19

INDIA – Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk melindungi diri dari Covid-19. Bahkan, sebagian orang sampai melakukan cara-cara yang di luar nalar atau tidak terbukti secara ilmiah. Seperti misalnya masyarakat di Delhi, India, yang menggunakan kotoran dan urin sapi sebagai pencegah agar tak tertular Covid-19.

Melansir dari CGTN, sejumlah masyarakat di Delhi, India memanfaatkan kotoran dan urin sapi sebagai obat tradisional pencegah Covid-19.

“Ini adalah abu kue kotoran sapi, yang disebut bhabhuti. Jika kita memasukkan dua sejumput bhabhuti ke dalam gelas ini, dan meminumnya, ini akan membantu tubuh kita pulih dari kekurangan oksigen,”tutur Ram Mangal Das, seorang pemilik kandang sapi di Delhi, India. Iapun tak sungkan mendemonstrasikan penggunaannya.

Ram meminum bhabhuti yang dicampur air.

“Dan jika kita mengoleskan abu ini ke permukaan tubuh, itu akan membantu tubuh kita memperbaiki kekurangan oksigen,”lanjutnya.

Tidak hanya Ram, GD Singla, seorang akuntan, juga menyatakan keyakinannya bahwa kotoran dan urin sapi benar-benar melindunginya dari paparan Covid-19. Ia mengaku, ia melapisi rumahnya dengan kotoran sapi, membuat kue kotoran sapi, membersihkan diri dengan urin sapi, dan meminum air rebusan kotoran sapi.

“Abu yang dihasilkan dari pembakaran kotoran sapi, kami rendam dalam air pada malam hari dan diminum setelah disaring pada pagi hari,”ujarnya.

Tak tanggung-tanggung, Ram bahkan menggunakan campuran rebusan daun dan urin sapi sebagai sanitizer. Sedangkan, Singla menggunakan air campuran urin sapi setelah mandi.

Berdasarkan kepercayaan di India, sapi merupakan hewan suci dan memiliki berkat. Merekapun percaya bahwa ekskresi sapi bisa menjadi obat, meskipun tak ada studi ilmiah yang membuktikan anggapan tersebut.

Mengetahui adanya praktik pengobatan yang membahayakan ini, dokter di India pun bersuara dan memperingatkan masyarakat.

“Memakan ekskresi sapi dapat membahayakan jiwa manusia. Segala jenis infeksi dapat tumbuh di dalam tubuh,”ujar Dr. Harjit Singh Bhatti, dokter di All India Institute of Medical Science, menanggapi tindakan masyarakat tersebut.

“Pasien bisa langsung terkena berbagai penyakit perut. Dan jika sebelumnya sudah memiliki penyakit kronis, seperti diabetes atau hipertensi, maka kondisinya bisa jadi semakin parah,”terangnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan