JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin segera menjalankan pilot project digitalisasi sertifikat PCR dan vaksinasi sebagai syarat penerbangan.
Sebagai proyek awal, penerbangan Bali-Jakarta dan Jakarta-Bali pada 5-12 Juli akan menjadi sasaran utama. Namun untuk menghindari pemalsuan, pihaknya akan melakukan proses digitalisasi.
PPKM darurat sudah dimulai 3-20 juli. Salah satu kriterianya untuk penerbangan dibutuhkan validasi terhadap sertifikat vaksinasi dan sertifikat PCR.
”Kami di Kemenkes mendapat masukan dari maskapai penerbangan, dan para operator bandara. Agar bisa prosesnya disederhanakan. Dan kalau bisa dibuat digital agar tak ada pemalsuan,” kata Menkes Budi dalam konferensi pers virtual, Minggu (4/7).
Menurutnya jika dibuat kertas atau berupa sertifikat biasa, akan memicu pemalsuan. Maka pihaknya berkoordinasi dengan Telkom dan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengintegrasikannya dengan aplikasi Peduli Lindungi.
“Yang sifatnya kertas itu banyak sekali pemalsuannya. Itu laporan PCR, kita takutkan sertifikat vaksinasi bisa dimasukkan,” jelasnya.
Teknisnya, bandara AP2 melakukan pilot project untuk penerbangan 5-12 Juli tujuan Jakarta-Bali dan Bali-Jakarta, bahwa sertifikat vaksinasi dan sertifikat PCR bisa dilakukan digital.
Sehingga, lanjutnya, tiap penumpang yang hendak masuk ke bandara AP2, bisa tunjukkan QR code di aplikasi Peduli Lindungi atai masukkan NIK.
“Nanti akan dicek oleh sistem, apakah sudah vaksinasi dan juga dicek PCR-nya sudah ada atau belum. Sebab data laporan tes PCR dari 740 Lab sudah terkoneksi di Kemenkes. Sehingga cepat efisien dan aman terhindar dari pemalsuan,” katanya.
Sehingga aplikasi Peduli Lindungi itu juga bisa menjadi wadah untuk melakukan penelusuran kontak erat atau tracing pasien Covid-19. Pasien akan terlihat ke mana saja titik-titik yang mereka datangi.
“Bisa untuk prokes masuk ke hotel. Toko-toko dan semua tempat. Aplikasi wadah untuk tracing,” tuturnya. (Jawapos.com)