Dilaknat, Bagi Orang yang Tidak Mengamalkan Ilmunya

Konsep ilmu yang disertai dengan amal perbuatan, pada derajat pertama, ditujukan kepada ilmu-ilmu agama dan hukum-hukum Islam, dan selanjutnya ditujukan kepada ilmu-ilmu yang lain.

Jika para ilmuwan tidak beramal pada berbagai lahan ilmu yang telah dicapainya maka tidak ada sedikit pun manfaat yang dapat dipetik umat manusia dari dirinya.

Ilmu yang tidak diriringi amal perbuatan hanya akan menjadi kemewahan pengetahuan.

Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam telah bersabda,

“Pelajarilah ilmu yang kalian kehendaki, demi Allah. Kalian tidak akan mendapat pahala karena berhasil mengumpulkan ilmu sebelum kalian mengamalkannya.” (HR, Abul Hasan ibnul Akhzam melalui Anas r.a.). Dan dalam hadits yang lain disebutkan, “Sedekah yang paling utama ialah seorang muslim belajar suatu ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudara muslim lainnya.” (HR. Ibnu Majah).

Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa tentang sedekah yang paling utama menyangkut masalah makanan, sedangkan dalam hadits ini disebutkan pula sedekah yang paling utama tetapi menyangkut masalah maknawi, yaitu ilmu.

Beruntunglah bagi orang yang alim, sekalipun ia tidak memiliki harta untuk disedekahkan, namun ia masih dapat bersedekah dengan ilmunya yang ia ajarkan kepada orang lain.

Bahkan sedekahnya itu dikatagorikan sebagai sedekah yang paling utama, di samping itu ilmu yang dimilikinya jusru semakin bertambah.

Nabi Muhammad Saw. bersabda,

“Orang yang mengajarkan kebaikan, segala sesuatu memintakan ampunan baginya hingga ikan-ikan yang ada di dalam laut.” (HR. Jabir r.a.).

Dalam hadits yang lain telah disebutkan bahwa bagi orang yang sedang menuntut ilmu, segala sesuatu memintakan ampunan baginya hingga ikan-ikan yang ada di laut pun ikut memintakan ampunan buatnya.

Sedangkan dalam hadits ini disebutkan orang yang mengajarkannya; dikatakan demikian karena orang yang mengajarkannya dan orang yang menuntutnya sama-sama memperoleh kebaikan.

Rasulullah Saw. bersabda,

“Ilmu merupakan perbendaharaan, kuncinya adalah bertanya, karena itu bertanyalah kalian, semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kalian. Sehubungan dengan masalah ini ada empat orang yang diberi pahala, yaitu: orang yang bertanya; orang yang mengajarkan ilmu; orang yang mendengarkan ilmu; dan orang yang mencintai ketiga-tiganya.” (HR. Abu Na’im melalui Ali k.w.).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan