Tanggapi Hinaan Jaksa Soal Imam Besar, Habib Rizieq: Saya Emang Tak Pantas, Tapi…

JAKARTA – Habib Rizieq Shihab kembali menjalani sidang tuntutan kasus pelanggaran kesehatan Rumah Sakit Umi Bogor di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Kamis (17/6).

Mantan petinggi FPI itu menanggapi replik jaksa penuntut umum terkait istilah imam besar yang melekat kepada dirinya. Habib Rizieq mengatakan, dirinya tidak tersinggung disebut ‘Imam besar hanya Isapan jempol.

“Karenanya hinaan jaksa penuntut umum terhadap istilah ‘imam besar’ bukanlah hinaan jaksa penuntut umum terhadap diri saya, sehingga saya tidak akan pernah merasa terhina atau merasa tersinggung apalagi marah,” kata Habib Rizieq saat membacakan duplik di PN Jakarta Timur, Kamis (17/6/2021).

Habib Rizieq mengatakan bahwa dia tak pernah merasa diri menjadi imam besar. Penyebutan Imam besar menurutnya diberikan secara spontan oleh pendukungnya.

“Jaksa penuntut umum yang terhormat ketahuilah bahwa saya tidak pernah menyebut diri saya sebagai Imam Besar, apalagi mendeklarasikan diri sebagai Imam Besar, karena saya tahu dan menyadari betul betapa banyak kekurangan dan kesalahan yang saya miliki, sehingga saya pun berpendapat bahwa saya belum pantas disebut sebagai Imam Besar,” katanya.

“Sebutan Imam Besar untuk saya datang dari Umat Islam yang lugu dan polos serta tulus di berbagai daerah di Indonesia, saya pun berpendapat bahwa sebutan ini untuk saya agak berlebihan, namun saya memahami bahwa ini adalah romzul mahabbah yaitu tanda cinta dari mereka terhadap orang yang mereka cintai,” sambung dia.

Sebelumnya, pada sidang digelar pekan lalu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menyinggung semua pernyataan Rizieq Shihab yang dianggap kasar dan tidak sejalan dengan status imam besarnya.

Jaksa mengatakan, Habib Rizieq Shihab melakukan pembelaan dengan perkataan kasar hingga mengedepankan emosional.

“Sudah biasa berbohong, manuver jahat, ngotot, keras kepala, iblis mana yang merasuki, sangat jahat dan meresahkan, sebagaimana dalam pleidoi. Kebodohan dan kedungungan, serta kebatilan terhadap aturan dijadikan alat oligarki sebagaimana pada pleidoi,” katanya Jaksa mengungkit kata-kata kasar Habib Rizieq.

Jaksa mengatakan bahwa Habib Rizieq sebagai tokoh ummat Islam seharusnya menjaga perkataan dan sikapnya di depan publik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan