Pekan Depan, Ada Jurit Malam di Hutan Menyala Tahura Ir. H Djuanda

BANDUNG – Mengenai ketersiapannya jelang pembukaan Hutan Menyala di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H Djuanda pada pekan depan, Chief Executive Officer (CEO) Sembilan Matahari, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai hal, mulai dari protokol kesehatan (prokes) dan simulasi pengunjung.

“Jadi ini kami sudah mempersiapkan pada bulan puasa lalu, dan sampai sekarang kami berusaha menyempurnakan mengenai simulasi pengunjung, lalu prokes sudah kami lakukan,” ungkap Adi Panuntun selaku CEO Sembilan Matahari, pada saat di temui di Taman Hutan Raya (Tahura) Jl. Ir. H. Juanda No.99, Kec. Cimenyan, Bandung, Minggu (13/6).

“Dan sebenarnya sekarang tinggal menunggu saja zona Kabupaten dan Kota Bandung kembali kondusif untuk ini bisa dibuka,” tambahnya.

Terkait hal itu, Adi juga mengatakan bahwa konsepnya ini, merupakan sebuah usaha untuk menguatkan fungsi rekreasi dan edukasi kepada masyarakat.

“Jadi Hutan Menyala ini sebenernya kita berusaha menguatkan fungsi rekreasi dan edukasinya Hutan Tahura, karena Juta Tahura Djuanda ini mempunyai 4 fungsi yang di antaranya Konservasi, Koleksi, Rekreasi dan Edukasi,” ujar Adi.

Nah kita disini menguatkan fungsi rekreasi dan edukasinya, supaya hutan ini bisa menjadi istilah yang akrab kepada masyarakat,” sambungnya.

Mengenai istilah yang akrab kepada masyarakat, Adi mengatakan bahwa kini masyarakat mengetahui nya bahwa hutan itu menyeramkan.

Namun, kini dirinya akan menyampaikan kepada masyarakat bahwa hutan itu memiliki inspiratif dan kreatif.

“Jadi kita tahu bahwa seringkali bahwa hutan terdengar menyeramkan seperti contoh horor gitu, nah sementara ini kita ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa hutan itu inspiratif, hutan itu kreatif, dan indah gitu, jadi bisa lebih akrab kepada masyarakat,” ujarnya

Sementara itu, ia juga berharap dengan adanya hutan-hutan edukasi terutama Hutan Menyala di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H Djuanda ini, bisa menjadi destinasi wisata yang ramah pandemi.

“Jadi dengan adanya ini kami berharap bisa menjadi destinasi yang ramah pandemi karena mekanisme kita membuat visitor experience nya itu berdasarkan protokol kesehatan (Prokes) dan berdasarkan physical distancing. Ibaratnya kaya jurit malam itu kan di lepas satu-satu,” pungkasnya. (Mg10)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan