Halal Bi Halal MUI, Wapres Ma’ruf Amin Tekankan Persatuan dan Ukhuwah

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghelat silaturrahim dan Halal bi Halal Idul Fitri 1442 H yang diikuti ormas-ormas Islam secara daring, Rabu (9/6/2021).

Acara dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin dan Ketua Umum MUI, Miftachul Akhyar.

LDII pun turut menghadiri, dengan diwakili Ketua DPP LDII, Teddy Suratmadji.

Acara silaturrahim yang berlangsung secara daring ini dihadiri pengurus Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Pimpinan Harian Dewan Pimpinan MUI dan pengurus Komisi, Badan, dan Lembaga di lingkungan DP MUI.

Selain itu hadir pula pimpinan MUI Provinsi se-Indonesia, pimpinan lembaga-lembaga mitra kerja MUI yang meliputi lembaga negara, kementerian dan lembaga pemerintah non kementerian, BUMN, perusahaan swasta, ormas Islam tingkat pusat, dan lembaga masyarakat serta komponen masyarakat lainnya.

Dalam pembukaan, Wapres Ma’aruf Amin menyatakan halal bihalal ini menjadi momentum untuk kembali memperbaiki kehidupan bernegara dan berbangsa dari kesalahan yang telah diperbuat.

“Setiap manusia memiliki salah, karena itu tugas kita untuk memperbaiki atau melakukan perbaikan meliputi akhlak, ibadah, dan muamalah,” katanya.

Menurut Ma’ruf, tugas sebagai manusia di muka bumi bukan sekedar mencari kekuasaan, popularitas, maupun kemuliaan. Ketiga hal itu mutlak diberikan oleh Allah SWT kala manusia menunaikan kebajikan.

“Itu adalah langkah ketuhanan. Pemberian Tuhan kepada mereka yang bersungguh sungguh mencari ridho Allah SWT. Pemuka-pemuka agama harus bangkit bersama menyatukan ukhuwah Islamiyyah serta menjaga umat dan memberdayakannya,” ujarnya.

Ma’ruf melanjutkan, jika ingin kemuliaan itu datang maka sepatutnya para pemuka agama bangkit bersama untuk kembali menyatukan ukhuwah. “Harus dijaga agar tidak menjadi perpecahan atau perselisihan. Datangnya bantuan pertolongan itu tergantung kesiapan kita,” ungkapnya.

Sementara itu, KH Miftachul Akhyar dalam sambutannya mengatakan, halal bihalal merupakan dua kata yang diulang sebanyak dua kali yang bermakna lebih dan bernilai kewaspadaan.

Satu bulan puasa yang telah dilakukan juga menambah semangat baru dan untuk meningkatkan kehidupan di dunia dan akhirat.

“Ini ada tugas ganda, apalagi MUI adalah majelisnya para ulama. Oleh karena itu, setelah satu bulan puasa, ada peningkatan kinerja, peningkatan dakwah, kenikmatan, dan komposisi secara betul sebagai qodimul ummah dan shadikul ummah,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan