Soal Capres 2024, PDIP Jabar Manut Keputusan Ketum

PADALARANG – Kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang sudah mulai diramaikan dengan penjodohan nama-nama besar yang sudah lama berkecimpung di kancah politik tanah air.

Sebelumnya ada nama Ridwan Kamil yang digadang-gadang akan berpasangan dengan nama lainnya, seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, hingga Agus Harimurti Yudhoyono.

Tak mau ketinggalan dengan generasi muda, nama Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri pun muncul sebagai sosok yang disebut-sebut berpotensi maju lagi pada Pilpres 2024.

Megawati santer dipasangkan dengan nama beken lainnya, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Julukan Mega-Pro pun menyeruak dan meramaikan jagat kontestasi Pilpres. Keduanya sudah sempat bersanding di masa lalu. Tepatnya pada 2009 silam ketika

Menanggapi peluang Mega-Pro untuk menghadapi Pilpres 2024, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono mengatakan hubungan keduanya dalam beberapa waktu belakangan sebagai hal yang lumrah.

“Mega-Pro itu sah-sah saja. Pergaulan politik sahabat lama pernah berpasangan juga di 2009. Sekarang dua pimpinan besar dan dua ketua umum partai yang besar di Indonesia tentunya hangat setelah bertemu lagi,” ungkap Ono saat ditemui di Padalarang, KBB, Kamis (10/6).

Namun Ono menyebut jika pihaknya belum berani menyikapi pertemuan keduanya dan apa yang mereka bahas dalam pertemuan tersebut, tetapi dipastikan hal itu merupakan sesuatu yang positif.

“Urusan siapa calon presiden semua diserahkan kepada ibu ketua umum. Yang penting di Jabar saat ini konsentrasi soal kepengurusan terbentuk sampai tingkat bawah, kita solidkan pasukan,” bebernya.

“Kita tunggu instruksi dari ketua umum dan DPP partai. Siapapun calon presidennya, Jawa Barat wajib memenangkan,” kata Oni menambahkan.

Tak cuma soal nama Mega-Pro yang mencuat, Ono mengatakan jika nama lain seperti Puan Maharani dan Anies Baswedan juga sebagai hal yang wajar dalam ranah politik.

“Untuk Puan-Anies juga sah-sah saja. bisa Prabowo-Puan atau siapapun, ini jadi sebuah dinamika yang wajar terjadi. Sekali lagi, PDIP punya mekanisme, kita punya prinsip demokrasi terpimpin, prinsip solid bergerak tegak lurus pada ketua umum dan DPP partai,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan