Jadi, lanjut Fahmi, pihak DPRD Kabupaten Bandung mendorong pihak pemerintah dalam hal ini Gugus Tugas agar lebih giat lagi memblokir aktivitas kerumunan, memberikan edukasi, arahan dan peringatan kepada masyarakat.
“Contohnya, Saya tinggal di Rancaekek, Kelurahan Kencana, ada 100 orang lebih yang terkonfirmasi Covid-19. Makanya saya bilang, jangan hanya RW yang ditekankan, tetapi Lurah, Kepala Desa, Koramil, dan Polsek harus kerjasama dengan Camat dan semua elemen,” ungkapnya.
Fahmi mengingatkan Tim Gugus Tugas agar tidak bekerja sendiri dan tetap melibatkan masyarakat dan organisasi profesi seperti Ikatan Dokter, Ikatan Perawat dan Ikatan Apoteker. Pasalnya, mereka lebih memahami kesehatan dan penanganan Covid-19.
“Selama ini, mereka (Dokter, Perawat) hanya menerima perintah saja dari pihak pemerintah. Padahal mereka memiliki keahlian di bidang kesehatan. Selain itu ajak juga diskusi MUI, atau pengurus Masjid untuk menekan Covid-19,” tegasnya.
Fahmi menerangkan, pihaknya tidak bisa seutuhnya menyalahkan masyarakat atas naiknya kasus Covid-19 di Kabupaten Bandung. Karena, secara kasat mata, penegakan disiplin protokol kesehatan dan aturan pembatasan kerumunan terlihat semakin longgar.
Jadi, setelah melihat angka kenaikan Covid-19 menjadi tinggi seperti ini, harusnya Tim Gugus Tugas bergerak cepat melakukan kebijakan dan melakukan pengetatan kembali.
“Bahkan, menurut informasi bahwa Kementerian Kesehatan telah menyoroti Bandung Raya. Yang sebenarnya sekelas Bandung Raya harus bisa mengatasi. Namun saat ini malah sebaliknya, sangat mengkhawatirkan,” ucapnya.
Yang paling mengkhawatirkan, lanjut Fahmi, seharusnya Kabupaten Bandung menjadi penyangga Rumah Sakit untuk wilayah Kota. Jika Rumah Sakit di Kota Bandung sudah penuh, maka harusnya pusat kesehatan atau tenaga medis di Kabupaten Bandung mampu menangani pasien yang tidak mendapat tempat di RS Kota.
“Saat ini malah terbalik, malah Kabupaten Bandung berharap penanganan Covid-19 ke wilayah Kota Bandung, seperti RSHS dan Al Islam. Idealnya Kabupaten Bandung ini penyangga pusat kota. Namun kita tidak bisa menyalahkan. Dengan adanya fenomena ini, maka kita harus bersinergi dengan Gugus Tugas untuk pengetatan wilayah, soalnya saat ini sudah genting,” pungkasnya. (yul)