Dapat Aduan dari Sopir yang Kena Pungli, Presiden Langsung Telpon Kapolri: Tolong Selesaikan

JAKARTA – Presiden Joko Widodo langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo setelah mendengar keluhan para sopir mengenai praktik premanisme dan pungutan liar (pungli) di Pelabuhan Tanjung Priok.

“Pak Kapolri, saya ini di Tanjung Priok, banyak keluhan dari para ‘driver’ kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar di Fortune, di NPCT (New Priok Container Terminal) 1, kemudian di Depo Dwipa. Pertama itu,” kata Presiden Jokowi di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Kamis, (10/6).

“Siap,” jawab Kapolri.

“Yang kedua, juga kalau pas macet itu banyak ‘driver’ yang dipalak preman-preman. Keluhan-keluhan ini tolong bisa diselesaikan. Itu saja Kapolri,” ujar Presiden,

“Siap Bapak,” jawab Kapolri.

Presiden Jokowi memang menerima keluhan dari para sopir kontainer yang sehari-hari bekerja hilir mudik di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, di Pelabuhan Tanjung Priok.

Presiden menanya kebenaran keluhan dari media sosial, terutama driver banyak yang mengeluh karena urusan bongkar muat.

“Tolong nanti diceritakan problemnya sehingga kita kita bisa mencarikan jalan keluar dan tidak usah takut dengan Pak Menteri atau pimpinan-pimpinan di pelabuhan di sini, disampaikan apa adanya kalau bisa ada jalan keluarnya saya carikan jalan keluar secepat-cepatnya,” kata Presiden.

Agung Kurniawan, seorang sopir kontainer lalu menceritakan soal kriminalitas yang terjadi di pelabuhan.

“Pada saat macet, kawan-kawan ini diambillah barangnya, kalau di Tanjung Priok ini disebutnya asmoron Pak, ketika macet ambil barang dari kendaraan secara diam-diam, ada juga kalau terorganisir preman-premannya di daerah rawan naik ke atas mobil,” kata Agung.

“Kan ini kontainer, jadi barang yang diambil dari mana?” tanya Presiden.

Agung mengaku barang kendaraan yang dimaksud adalah ban, aki, terkadang kadang juga barang milik pribadi, seperti handphone serta uang. Sopir kontainer mengaku jika kondisi macet ada orang yang tiba-tiba menaiki mobil dan membawa celurit serta menodong sopir.

“Kalau berani naik ke mobil, ditodong, diminta barang-barang kita, ‘handphone’, dompet, uang jalan habis yang sering teman-teman dari luar kota,” ungkap Agung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan