Hakikat Salat Lahir dan Batin

Semua amalan salat menyimbolkan makna dan tujuan tertentu. Semuanya mempunyai petunjuk dan isyarat.

Berwudu. Wudu menyiratkan persekutuan langit dengan kita dan mengisi diri kita dengan makna-makna kesucian, ketinggian, keagungan, dan keluhuran. Atau, ia adalah isyarat untuk menghilangkan debu-debu syahwat kita yang melumuri semua anggota tubuh kita. Wudu adalah penyuci zhahir dan batin secara bersamaan. Airnya adalah air yang mengairi pohon kekhusyu’an dalam hati supaya pohon itu tumbuh berkembang, sampai akhirnya berbuah.

Sujud adalah simbol untuk menunjukkan bahwa anggota tubuh kita yang paling mulia (dahi) dapat menjadi sesuatu yang paling hina, yakni debu. Ini adalah bentuk puncak ketundukkan dan perendahan diri kepada Allah Swt. Dengan berbuat demikian, berarti kita mengembalikan cabang kepada asalnya, “Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu.” (QS. Thaha, 20:55) dan kamu pun mendapatkan pahala, “Tidak ada satu hamba pun yang sujud kepada Allah Swt. dengan satu sujudan, melainkan Allah Swt. akan mengangkatnya satu derajat dan menghapus satu kesalahannya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nasa’i).

Dengan demikian, rajin-rajinlah kita menciptakan kekhusyu’an dan menghadirkan diri di dalam shalat, semoga Allah Swt. merahmati kita. Telitilah firman-firman-Nya yang kita baca di dalam shalat, dan jangan tergesa-gesa dalam membacanya, karena kita tidak akan bisa meneliti maksud-maksudnya. Wallahu A’lam bish Shawab.

 

*Penulis adalah Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung