CIMAHI – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cimahi mencatat, pencari kerja yang mengajukan permohonan kartu kuning (AK-1) mencapai 464 orang. Jumlah tersebut tercatat sejak Januari hingga Mei 2021.
Rinciannya, Januari ada sebanyak 168 pemohon, Februari sebanyak 82 pemohon, Maret sebanyak 98 pemohon, April ada 31 pemohon dan Mei sebanyak 85 pemohon.
Mayoritas pemohon merupakan lulusan SMA/SMK sederajat yang mencapai 357 orang. Kemudian disusul lulusan S1/S2 sebanyak hak 42 orang, lulusan D3/D4 ada 37 orang, lulusan SMP 28 orang, lulusan D1/D2 ada 1 orang dan lulusan SD ada 1 orang.
“Pemohon memang mayoritas SMA/SMK sederajat. Kebetulan kan baru kelulusan juga jadi banyak yang mengajukan permohonan kartu pencari kerja,” terang Kepala Disnaker Kota Cimahi, Yanuar Taufik, Selasa (8/6).
Dikatakan Yanuar, adanya lulusan baru ini tentunya menjadi tantangan bagi pihaknya, sebab jika tidak mendapat pekerjaan atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, maka akan masuk data pengangguran baru.
Pihaknya sendiri sudah memiliki aplikasi pencari kerja online yang dinamakan Sistem Link and Match (Silima).
Salah satu fungsinya adalah mewadahi pencari kerja dan perusahaan yang tengah mencari tenaga kerja.
“Tapi sistemnya belum optimal. Kita masih melakukan tahap sosialisasi,” ucap Yanuar.
Dirinya melanjutkan, iklim dunia industri di Kota Cimahi sendiri masih dalam tahap recovery usai ditekan pandemi Covid-19. Kondisi tersebut otomtatis akan berdampak terhadap kesempatan kerja di Kota Cimahi.
“Kalau kesempatan kerja di industri Cimahi masih sulit. Yang dirumahkan aja belum dipanggil lagi kebanyakan. Jadi memang masih dalam tahap pemulihan,” tandasnya.
Salah satu pemohon pembuatan kartu pencari kerja adalah Muhammad Rizki (19), warga asal Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi yang baru tahun ini lulus dari SMK TI Pembangunan.
“Iya mau bikin kartu kuning ke sini. Tapi ada yang kurang persyaratannya jadi harus balik lagi,” ujar Rizki.
Ia memilih langsung mencari pekerjaan setelah lulus sekolah menengah.
Hal demikian dipilih lantaran kondisi ekonomi yang dialaminya, jadi ia harus bekerja. Meskipun sebenarnya Rizki mengaku ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.