Ratusan Calon Jemaah Haji Cimahi Bisa Ambil Kembali Biaya yang Sudah Masuk

CIMAHI – Sebanyak 551 calon jemaah haji asal Kota Cimahi dipastikan gagal berangkat ke tanah Suci tahun ini. Kerinduan para jemaah untuk untuk menunaikan rukun Islam kelima tahun ini kembali harus dipendam untuk kedua kalinya dalam dua tahun terakhir.

Kepastian pembatalan pelaksanaan ibadah haji tahun ini didapat setelah adanya keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 660 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442 H/2021 M.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh pada Kantor Kementerian Agama Kota Cimahi, Saripudin mengatatakan, total ada 551 calon jemaah haji asal Kota Cimahi yang dibatalkan keberangkatannya tahun ini atau kedua kalinya secara berturut lantaran adanya pandemi Covid-19.

“Yang pembatalan sekarang yang kuota 2020. Kenapa ditunda? Ini aspek keselamatan, kemanan dan perlindungan. Oleh karena itu, untuk Indonesia tahun ini tidak ada jemaah yang berangkat,” jelasnya saat dihubungi, Jumat (4/6).

Meski gagal berangkat lagi tahun ini, pihaknya memastikan uang jemaah yang sudah masuk tetap aman. Semuanya disimpan di Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

Ia menjelaskan, bagi calon jemaah haji yang ingin mengambil biaya haji yang sudah masuk dipersilahkan untuk mendatangi Kementerian Agama Kota Cimahi. Nantinya pihaknya akan membantu pengambilan ke BPKH.

“Bagi masyarakat yang mau mengambil silahkan ke ke Kemenag, kita bantu ke BPKH karena yang megang uang BPKH,” imbuhnya.

Kemudian, pengambilan juga dipersilahkan bagi calon jemaah haji yang baru mendaftar atau masuk daftar tunggu. Hanya saja jika biaya pendaftaran diambil, artinya calon jemaah haji yang bersangkutan harus mengulang dari awal.

“Itu artinya membatalkan kursinya. Jadi kalau diambil, kalau mau daftar lagi dari nol daftar tunggunya,” ujarnya.

Saripudin melanjutkan, akibat pandemi Covid-19 ini, tak sedikit pendaftar yang masuk daftar tunggu terpaksa membatalkan untuk naik haji lantaran kebutuhan ekonomi.

“Yang berkembang sekarang banyak yang dibatalin karena Covid,” tukasnya. (ferry)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan