BANDUNG – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberikan tanggapan terkait isu pemberitaan mengenai Terowongan Kereta Api Cepat amblas melalui keterangan rilisnya, Kamis, (2/6).
Corporate Secretary PT KCIC Mirza Soraya mengatakan, PT KCIC sudah melakukan antisipasi dan penanganan longsoran di jalan yang digunakan sebagai jalur pengalihan (detour) jalan nasional di sekitar Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Manurutnya, kejadian penurunan tanah ini mulai terjadi pada Senin pagi (31/5).
Pihaknya membantah jika ada pemberitaan yang mengatakan bahwa tejadinya longsor ini, mengakibatkan terputusnya Jalan Raya Padalarang-Purwakarta.
‘’Bagian yang amblas adalah lajur pengalihan ( detour) pada jalan yang tidak dipergunakan untuk lalu lintas,’’ kata Mirza dalam keterangannya.
Untuk mengantisipasi lebih lanjut, Kondisi ini sudah ditinjau oleh Ketua Tim Pelaksana Gugus Tugas Khusus Pengendalian Perizinan dan Pengawasan Kegiatan terhadap Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Tol Hadrianus Bambang Nurhadi Widihartono bersama dengan Komisi Keselamatan Konstruksi dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan pada hari Rabu (2/6) lalu.
Saat ini sudah dilakukan perbaikan dengan pengecoran dan pengisian serta penguatan struktur tanah (grouting) agar tidak kembali terjadi amblasan.
Mirza mengatakan, selama proses ini, lajur lalu lintas ditutup satu lajur sampai selesainya pekerjaan grouting.
Setelah proses grouting selesai, maka jalur lalu lintas akan dikembalikan ke dua lajur sesuai kapasitas semula.
Penurunan tanah tidak mengganggu proses pekerjaan kontruksi terowongan Tunnel 8 KCJB. Di sisi lain, tim di lapangan juga melakukan penataan drainase yang baik mengingat lokasi tersebut berada pada tikungan jalan dengan super elevasi miring dan juga jalan menurun yang tujuannya menjauhkan aliran air dari badan terowongan.
‘’Antisipasi dan mitigasi dalam setiap langkah pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung selalu kami lakukan. Begitu juga koordinasi dan komunikasi serta pelibatan para ahli agar dampak pembangunan bisa diminimalisasi dan pembangunan bisa berjalan dengan baik,’’ pungkas Mirza.