BANDUNG – Harga Kacang kedelai alami kenaikan sejak Senin (31/5) kemarin. Semula harganya berkisar Rp9.2000 per kilogram, kini harganya menyentuh Rp10.500 per kilogram.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, untuk mengatasi harga kedelai yang tidak stabil, harus ada swasembada kacang kedelai.
“Untuk itu kita harus tanam sendiri, saya pikir bisa dicoba di Kota Bandung melalui program Buruan SAE (Sehat, Alami, dan Ekonomis),” kata Yana saat diwawancarai di Balai Kota Bandung, Selasa (01/06).
Program Buruan SAE merupakan salah satu program dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung yang diusung oleh Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) untuk mewujudkan swasembada pangan.
Selama ini, lanjut Yana, dari program itu terdapat sekira 95 persen kebutuhan bahan pokok warga Kota Bandung yang berasal dari luar kota.
Melalui Buruan SAE, Pemkot Bandung memberikan bibit sayuran, ikan, maupun ayam untuk dibudidayakan di pekarangan rumah.
Menurut Yana, melalui program Buruan SAE, warga Kota Bandung dapat mengatasi masalah kenaikan harga beberapa komoditas.
Seperti saat cabai rawit naik beberapa waktu lalu, warga Kota Bandung dapat memenuhinya dari hasil program ini.
“Mungkin saja Buruan SAE tematik kacang kedelai. Kalau bisa memenuhi setengahnya dari kebutuhan 8.000 ton kacang kedelai per bulan Kota Bandung kan bagus,” katanya.
Yana berharap dalam mengatasi kenaikan harga kedelai, warga Bandung juga dapat mengaplikasikan hal serupa dengan cara mencari tata cara dalam menanam bibit kacang kedelai.
“Saya pikir kita cari formulanya untuk kacang kedelai,” ungkapnya.
Selama ini, kebutuhan kedelai di Indonesia sekitar 95 persen berasal dari Amerika Serikat.
Sehingga saat negara pemasok alami kenaikan harga, secara otomatis harga kacang kedelai global pun akan ikut mengalami kenaikan. (nis)