JAKARTA- Pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean jadi bulan-bulanan netizen di jagat Twitter. Gara-garanya, mantan politikus Partai Demokrat ini, mempromosikan pakaian adat dan budaya dari daerah-daerah di Indonesia.
Namun yang jadi sorotan, Ferdinand mencomot foto pakaian adat yang dipakai wanita Thailand. Melalui caption foto itu, Ferdinand menulis kekagumannya akan paras cantik dan pakaian adat yang dikenakan wanita tersebut.
“Di Bumi Nusantara, banyak bidadari yang mempercantik keindahan alam dan budayanya. Jangan mau dirusak dogma-dogma barbar pembenci budaya Nusantara,” tulis Ferdinand lewat keterangan foto tersebut melalui Twitter-nya, Senin (24/5).
Netizen mem-bully Ferdinand lantaran dia mencomot foto wanita Thailand dan diklaimnya sebagai budaya Nusantara.
“Fer.. lu liat crown-nya… Itu jelas bukan Indonesia. Itu Thailand Fer. Note : crown = mahkota. Sengaja gw kasi “note” mengingat kapasitas lu yang luar biasa. Mending lu hapus dah, entar di-bully om Geisz Chalifah lagi lu,” sindir salah satu netizen.
Alih-alih menghapus Ferdinand malah kukuh bahwa cuitan tersebut tidak salah. Sebab Thailand masuk wilayah Nusantara
“Orang bodoh mana tau wilayah Nusantara sampai dimana. Coba klik google sambil juslan kebab cari wilayah Nusantara sampai dimana saja. Nalar kerdil sok pintar. Bukannya jualan keban sama urus suami saja sok ikutan komentar yang diluar kemampuan,” tulis Ferdinand.
Ferdinand kemudian menjelaskan daerah kekuasaan Majapahit yang disebut sebagai Nusantara, termasuk Thailand.
“Majapahit adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur, sekitar tahun 1293- 1527 M. Majapahit mencapai kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah Nusantara pada masa Hayam Wuruk. Wilayah Nusantara meliputi Indonesia, Malasysia Thailand, Filipina, Vietnam, Brunai, Timor,” jelas Ferdinand Hutahaean.
Dilansir dari berbagai sumber, kata Nusantara ada sebelum ada nama Indonesia. Nusantara tercatat diucapkan oleh Gajah Mada, patih Majapahit. Gajah Mada mengucapkannya lewat sumpah yang dikenal sebagai Sumpah Palapa.
Sumpah itu diucapkannya saat upacara pengangkatan menjadi Patih Amangkubumi Majapahit.
Sumpah Palapa berbunyi “Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palapa.”