Pekerja Sosial Depok: Kita Ini Jangan Egois

DEPOK – Praktisi pekerja sosial Kota Depok, Diantoro mengingatkan rekan-rekan sesama pengemban tugas kemanusiaan agar jangan egois dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Hal itu diungkapkan setelah menyaksikan beberapa rekannya yang terkesan memaksakan kehendak saat melakukan advokasi sosial.

“Artinya kita ini jangan egois. Mentang-mentang kita membawa misi kemanusiaan kita bebas memaksakan kehendak kita. Jangan memaksakan aturan kita itu buat orang lain,” ujar Diantoro yang juga Ketua Komunitas Kemanusiaan Masyarakat Kota Depok (K2-Maskod) kepada Jabar Ekspres, Jumat (21/5).

Dirinya mengaku tidak ada masalah dengan sesama rekan aktivis kemanusiaan yang ada di kota petir itu. Pernyataan bernada kritik tersebut ia maksudkan agar teman-temannya merefleksi dan introspeksi diri atas apa yang dilakukannya sejauh ini.

“Apakah kita ini sudah benar. Atau jangan-jangan kitanya yang memang terlalu berlebihan dalam menilai sesuatu,” ujar dia.

Ia tidak menyebut sosok atau pihak tertentu secara langsung. Namun ia mengaku kritikan itu ia sampaikan untuk semua pekerja sosial yang ia nilai tidak fair dalam menyuarakan kepentingan masyarakat.

Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sudah memberikan pelayanan yang baik dan terbuka jika ada kekurangan yang butuh masukan.

“Jadi bagi kami pemerintah Kota Depok sangat terbuka,” tukasnya.

Pengalaman Ketika Jadi Pekerja Sosial di Kota Depok

Ia kemudian membeberkan pengalamannya saat menjadi pekerja sosial di Depok dan membantu pasien yang bermasalah administrasinya.

“Jadi kami punya pengalaman saat memberikan bantuan kepada beberapa pasien. Saat itu ada pasien yang kami temui memiliki masalah dalam hal administrasi. Ia kebetulan memiliki KK dan KTP berbeda. KK di Jawa Timur, KTP Jawa Tengah. Coba bayangkan,” sebut Diantoro.

“Namun kami harus melakukan tugas dan fungsi kami sebagai pekerja sosial yang mau tidak mau tetap harus memperjuangkan nasib pasien bersangkutan,” tambahnya.

Lanjutnya, si pasien tetap dibantu mengurus seluruh administrasi hingga proses penanganan medis, semuanya diurus.

“Dan alhamdulillahnya itu semua gratis. Alias tidak ada pemungutan biaya dari pihak rumah sakit,” tandasnya.

“Jadi kalau bicara pelayanan, baik itu di rumah sakit pemerintah maupun yang swasta, selama ini kami tidak ada kendala,”lanjutnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan